Menuju konten utama

Peserta Aksi Bela Rohingya Desak Myanmar Hentikan Kekerasan

Aksi bela Rohingya di Mungkid Magelang mendesak pemerintah Myanmar menghentikan aksi kekerasan militer di Rakhine.

Peserta Aksi Bela Rohingya Desak Myanmar Hentikan Kekerasan
Ribuan massa yang tergabung dalam berbagai ormas Islam di DIY-Jateng mengajukan lima tuntutan terkait konflik Rakhine. Tuntutan ini disampaikan dalam orasi setelah salat bersama di Masjid An Nuur, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2017). tirto.id/Dipna Videlia

tirto.id - Ribuan peserta aksi bela Rohingnya dari berbagai ormas Islam di DIY-Jateng mengajukan lima tuntutan terkait konflik Rakhine di Myanmar. Tuntutan ini disampaikan dalam orasi setelah salat bersama di Masjid An Nuur, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2017).

"Kami mendesak pemerintah Myanmar menghentikan segala bentuk tidak kekerasan. Dan kami juga mendesak PBB untuk mengirim pasukan perdamaian ke Myanmar, " kata Ketua Panitia Aksi Bela Rohingya Anang Imamuddin di Magelang, Jumat (8/9/2017).

Kedua tuntutan itu termaktub dalam Piagam Borobudur yang dibacakan Anang di hadapan sekitar 5000 umat Muslim dari berbagai daerah.

Selain kedua tuntutan itu, dalam Piagam Borobudur juga tertulis tiga pernyataan, yaitu, mengecam dan mengutuk tindakan kekerasan dan pembunuhan massal orang Rohingya di Rakhine. Kemudian, mendukung Presiden Joko Widodo untuk semakin aktif meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar, sebagaimana seperti yang dilakukan di Mindanao, Filipina. Terakhir, mendesak ditetapkannya pelaku kejahatan di Myanmar dan diadili di pengadilan internasional.

Anang mengatakan, pernyataan tersebut dinamai Piagam Borobudur karena Borobudur adalah ikon internasional, harapannya pesan dalam piagam itu bisa tersampaikan ke masyarakat internasional.

"Borobudur adalah ikon internasional, jadi harapannya pesannya bisa sampai ke internasional. Ini pesan kepada dunia. Kami mayoritas, tapi tidak pernah mengganggu. Semoga ini bisa membuka hati orang-orang yang melakukan pembantaian di Myanmar," kata Anang.

Kapolres Magelang AKBP Hindarsono menerangkan aksi solidaritas untuk Rohingya itu diikuti sekitar 5000-6000 orang dari berbagai daerah di sekitar Yogja, seperti Solo, Klaten, Purwokerto, Magelang, dan Muntilan.

Salat berjamaah dan orasi berlangsung sekitar 2,5 jam dari pukul 12.00 WIB hingga 14.30 WIB. Setelah orasi, massa secara teratur meninggalkan masjid dengan pengaturan ketat dari kepolisian.

"Alhamdulilah acara hari ini berjalan lancar. Setelah acara masing-masing membubarkan diri untuk pulang ke daerah masing-masing. Kami sampaikan ke seluruh jajaran untuk mengawasi kepulangan saudara-saudara kita," kata Hindarsono kepada wartawan di Magelang, Jumat (8/9/2017).

Sampai hari ini pihaknya masih memperketat pengawasan masuk ke area Candi Borobudur bagi jemaah rombongan, namun tetap terbuka bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Jika situasi sudah kondusif, besok kawasan wisata Candi Borobudur akan kembali dibuka seperti hari-hari biasa.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH