Menuju konten utama

Perumnas-PT KAI Integrasikan Rumah dan Stasiun

Kabar baik bagi para pelanggan kereta rel listrik di wilayah Jabodetabek, Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan berkolaborasi membangun perumahan di atas stasiun kereta dengan harga bersubsidi.

Perumnas-PT KAI Integrasikan Rumah dan Stasiun
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno (kanan) berbincang bersama Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo (kiri) dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro, disela penandatanganan MoU Pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis Transit Oriented Development (TOD), di Jakarta, Senin (19/12). Pengembangan Proyek TOD ini akan memberikan alternatif hunian yang lebih efisien bagi masyarakat, yang akan dikembangkan di Stasiun Bogor, Stasiun Tanjung Barat dan Stasiun Pondok Cina dengan nilai investasi mencapai Rp2 triliun.. ANTARA FOTO/Audy Alwi.

tirto.id - Kabar baik bagi para pelanggan kereta rel listrik di wilayah Jabodetabek, Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan berkolaborasi membangun perumahan di atas stasiun kereta dengan harga bersubsidi.

Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahananto di Jakarta, Senin (19/12/2016) menyampaikan rencana itu sesuai dengan misi Perumnas yang berusaha menyediakan rumah untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.

Misi Perumnas, menurut dia, membangun rumah susun di bagian atas stasiun untuk mengurangi biaya transportasi tambahan yang harus dikeluarkan penghuninya saat menggunakan kereta api, dan diarahkan agar lebih banyak masyarakat yang menggunakan transportasi umum.

"Kita berusaha mengurangi pengeluaran biaya transportasi. Nitip motor saja bisa Rp7.000 sampai Rp10.000. Belum bensinnya, itu kalau dikali 30 hari sudah sangat banyak. Kalau sasaran market kita orang-orang dengan penghasilan Rp2,5 juta hingga Rp3 juta itu sudah cukup signifikan," ujarnya.

Galih menyebutkan porsi unit hunian dengan harga subsidi disediakan sekira 30% hingga 40% dari keseluruhan unit yang ada. Perumnas merencanakan pembangunan rumah susun berkonsep berdiri vertikal di bagian atas stasiun dan rel kereta api di Stasiun Bogor, Jawa Barat, di lahan seluas 4,2 hektare dengan enam menara yang menyediakan hingga 3.600 unit hunian.

Kemudian, Perumnas merencanakan pula pembangunan di kawasan Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, di lahan 6.000 meter persegi dengan perkiraan 520 unit hunian, dan kawasan Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, dibangun di lahan satu hektare memiliki ketersediaan hingga 860 unit hunian.

Sementara harga per unit dihitung berdasarkan per meter per segi dengan kisaran harga mulai Rp6 juta hingga Rp13 juta. Dengan asumsi itu, Galih memperkirakan harga unit subsidi diperkirakan akan berkisar di Rp6 juta hingga Rp6,5 juta per meter agar bisa masuk dalam kategori FLPP (subsidi).

Ia mengemukakan, tipe unit yang disediakan mulai dari tipe studio seluas 21 meter persegi, tipe satu kamar dan tipe dua kamar seluas hingga 45 meter persegi. Pembangunan rumah susun itu, dikemukakannya, akan berada di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI Persero), dan akan dijual kepada masyarakat dengan konsep rumah susun milik (rusunami).

Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo dan Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro sudah menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis "Transit Oriented Development" (TOD) di tiga stasiun, yakni Stasiun Bogor, Pondok Cina Depok dan Tanjung Barat (Jakbar).

Sumber: Antara

Baca juga artikel terkait PERUM PERUMNAS atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH