tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan III-2016 tumbuh 5,02 persen. Ini berarti melemah dibandingkan triwulan II-2016 yang sebesar 5,19 persen.
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III-2016 telah mencapai 5,04 persen. Angka ini lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN-P 2016 sebesar 5,2 persen.
"Dengan memperhatikan kondisi ekonomi global yang melambat, angka ini sudah lumayan bagus," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, seperti dikutip dari Antara.
BPS mencatat, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2016 mencapai Rp3.216,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.428,7 triliun.
Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,20 persen.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 6,65 persen diikuti oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto.
Secara quarter to quarter, dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha kecuali Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 0,24 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh Komponen LNPRT yang tumbuh 6,59 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,01 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,40 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,02 persen, dan Pulau Kalimantan 7,72 persen
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti