tirto.id - Partai Golkar tengah diterpa isu miring soal suskesi Ketua Umum dan kurangnya andil mereka dalam kemenangan Joko Widodo dalam Pilpres 2019.
Menurut Ketua Bidang Ormas DPP Golkar Sabil Rachman dua isu bisa ditepis dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Golkar Airlanggar Hartarto bersama seluruh Ketua DPD Golkar se-Indonesia, sehari lalu.
Sabil menilai, pertemuan tersebut menjadi cara Airlangga untuk menjawab isu-isu miring yang berkembang selama kurang lebih dua minggu terakhir tentang Golkar dan Munas.
"Ketua Umum Golkar saya kira selain lebih memilih untuk menunggu momentum yang tepat, juga hendak menunjukkan kematangan dan kesabaran menjawab persoalan, serta isu," kata Sabil kepada wartawan Tirto lewat pesan teks, Selasa (2/7/2019) siang.
Ia menilai, pertemuan antara Jokowi dengan para petinggi Golkar setidaknya menjawab bahwa Partai Beringin itu diakui memiliki andil langsung dan kontribusi yang nyata atas kemenangan Jokowi.
"Menurut saya, Jokowi hendak menegaskan bahwa posisinya memiliki irisan dengan Golkar yang sangat kuat dibanding partai lain, tapi tentu saja pengecualian PDIP," katanya.
Sabil juga mengatakan bahwa gestur Jokowi saat bersama Airlangga dinilai sangat nyaman sehingga dukungan untuk kembali memimpin Golkar hingga 2024 pas akan diberikan oleh Jokowi ke Airlangga.
"Pertemuan itu sarat bahasa simbolik yang tidak sulit untuk dibaca. Sebuah pembelajaran yang sangat penting," kata Sabil.
Sabil kembali menegaskan bahwa Munas Golkar akan tetap dilaksanakan pada Desember 2019 sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Ribut-ribut soal kepemimpinan Golkar mencuat ketika politikus senior mereka, Yorrys Raweyai, menilai Airlangga Hartarto tidak maksimal berperan sebagai Ketua Umum. Desakan agar Airlangga diganti lewat musyawarah nasional luar biasa pun mengemuka.
Yorrys bilang salah satu sebab dia mengusulkan demikian adalah kesibukan Airlangga sebagai Menteri Perindustrian. Ini membuat perolehan suara Golkar di Pileg 2019 lebih buruk dari pemilu sebelumnya. Tahun ini Golkar meraih 17.229.789 suara atau setara 12,3 persen atau 91 kursi di parlemen. Padahal lima tahun sebelumnya Golkar menempatkan 91 kader.
Nama yang kemudian dimunculkan Yorrys adakah Bambang Soesatyo, kini menjabat Ketua DPR. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini pun mengaku siap.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Agung DH