tirto.id - Para petinggi Kawasaki berbunga-bunga setelah motor KLX150BF SE hitam meliuk-liuk dipakai “ngetrail” oleh Presiden Jokowi untuk kali kedua di Muara Gembong, Bekasi, Rabu (1/11/2017), setelah aksi serupa di Trans Papua Mei lalu. Berselang sepekan, mereka dikagetkan dengan manuver Astra Honda Motor (AHM).
Produsen sepeda motor berlogo sayap ini menantang Kawasaki dengan meluncurkan All New Honda CRF150L sebagai motor trail atau on-off sport di The Springs Club, BSD pada 9 November lalu. CRF150L yang menggendong mesin 4 langkah 150cc SOHC, air cooled PGM-FI sudah dirakit langsung di Indonesia. Harganya sekitar Rp30 jutaan, atau sebelas dua belas dengan KLX150 besutan Kawasaki. CRF150L merupakan adik dari Honda CRF250 Rally yang sudah lebih dahulu menjadi lineup produk Honda di Indonesia.
Kehadiran CRF tentu menjadi duel panas bagi kedua merek di segmen ini. Bisa disandingkan persaingan antara Honda PCX melawan Yamaha NMAX yang jadi debut panas penutup tahun ini di pasar motor skutik bongsor. Suka tidak suka, Kawasaki akan terusik dengan Honda. Sebagai raja pasar motor di Indonesia, Honda tentu tak sembarangan menceburkan diri di segmen yang sebelumnya tak dilirik.
Kenapa Honda ikut menimbrung?
Executive Vice President Director AHM Johannes Loman punya alibi. Gaya hidup konsumen motor di Indonesia perlahan berkembang, ada kecenderungan motor tak hanya sebagai alat transportasi, tapi ajang penyaluran hobi yang trennya sedang mengalami peningkatan. “Berkendara untuk menaklukkan berbagai rintangan saat ini telah menjadi tren bagi pengendara yang ingin menyalurkan jiwa petualang, berjiwa muda dan memiliki semangat persaudaraan tinggi.”
Marketing Director AHM, Thomas Wijaya punya analisa sendiri soal segmen motor on-off sport. Dalam 2-3 tahun terakhir pasar segmen motor on off road berkembangdari 4 persen menjadi 12 persen terhadap total pasar motor sport secara nasional.
Pangsa pasar sport sendiri terus berkembang pesat dari hanya 5 persen di 2011, lalu jadi 13 persen dari 5,9 juta unit penjualan motor pada tahun lalu. Segmen trail, pasarnya memang tak sampai 100 ribu unit per tahun. Namun, peluang sekecil apapun harus dimaksimalkan, membuat pertarungan bakal makin keras terjadi di segmen trail.
Tiga nama bakal berlomba mencuri pasar yang mulai ranum. Yamaha diam-diam sedang ancar-ancar akan masuk ke pasar yang sama. “Saat ini Yamaha masih mempelajari hal tersebut (produk on-off sport 150 cc),” kata GM Aftersales & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) M Abidin kepada Tirto.
Ucapan petinggi Yamaha ini jadi sinyal kuat bakal hadirnya trail Yamaha di segmen trail150 cc yang sudah lama santer beredar di kalangan pecinta motor sport. Yamaha memang masih belum menggarap segmen pasar ini. Pabrikan berlambang garpu tala ini lebih dahulu memasarkan trail kelas 250 cc, WR250R yang masih diimpor utuh (CBU) dan harganya cukup selangit bagi kantong pemula hingga Rp97 juta (OTR).
Sayangnya, Abidin masih menutup rapat-rapat spek motor trail 150 cc Yamaha, termasuk kemampuan multifungsi motor yang identik dengan karakter mumpuni membelah jalan-jalan rusak dan berlumpur ini. “Ya tidak perlu diinformasikan, itu rahasia,” kilahnya.
Yamaha memang masih main petak umpet dengan “adik” dari WR250R. Namun, ini pertanda bahwa Kawasaki tak lagi berjalan sendirian di motor trail keluaran Jepang, karena dua penantang siap menghadang. Salah-salah, Kawasaki bisa terjungkal.
Musibah Bagi Kawasaki
Era bulan madu “panjang” Kawasaki di segmen trail kelas 150 cc nampaknya segera berakhir. Semenjak nongol kali pertama April 2009, KLX 150 nyaris tak ada pesaing. Selama bertahun-tahun Kawasaki mendominasi segmen motor trail 150 cc. Ini mirip-mirip era kejayaan Suzuki TS 125ER mesin dua tak, yang berakhir pada 2005.
Sang penerabas jalan KLX150 memang jadi tulang punggung penjualan Kawasaki hingga kini. Dalam catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Januari-Mei 2017 saja, nampak trail seri KLX 150 mendominasi penjualan Kawasaki hingga 77 persen dari total penjualan Kawasaki sebanyak 37.736 unit pada periode itu.
Secara bulanan, KLX mampu terjual 3.000-4.000 unit, pada November Kawasaki KLX sempat menembus 5.569 unit. Rata-rata Januari-September 2017 terjual 3.940 unit. Capaian cemerlang KLX ini nampaknya tak akan bertahan lama, saat Honda CRF mulai dipasarkan di akhir tahun ini.
Sialnya, Honda pun membidik penjualan yang tak jauh berbeda dengan Kawasaki, sekitar 3.000 unit per bulan. Semenjak trail anyarnya meluncur, AHM memperkirakan sampai akhir tahun 2017, CRF150L terjual lebih dari 6.500 unit.
“Target kami 1 tahun 35 ribu untuk CRF 150 ini di tahun depan,” kata Marketing Director AHM, Thomas Wijaya kepada Tirto.
Sayangnya, Kawasaki Motort Indonesia (KMI), melalui Michael C.Tanadhi, Deputy Head Sales & Promotion, Marketing Division PT KMI tak merespons saat ditanya ancaman dari AHM ini.
Tentu saja bagi Kawasaki di awal tahun depan menjadi hari-hari yang menanjak untuk mempertahankan dominasi pasar di segmen motor “penggaruk tanah”. Sebelum mereka benar-benar tergaruk oleh penantang baru Honda maupun Yamaha nantinya.