tirto.id - Penampilan Ma’ruf Amin dalam debat perdana Pilpres 2019 lebih ditunggu dibanding pendampingnya, Joko Widodo, juga paslon lain. Maklum, dari empat orang yang terlibat, hanya Ma’ruf yang tak punya pengalaman.
Prabowo dan Jokowi jelas belajar banyak dari debat Pilpres 2014. Sementara Sandiaga setidaknya punya pengalaman itu di Pilgub DKI. Sementara Ma’ruf lebih banyak berkecimpung di dunia dakwah.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, memprediksi Ma’ruf akan merugikan Jokowi saat debat di Hotel Bidakara, Jakarta, nanti malam (17/01/2019).
"Kiai Ma’ruf ini tidak memiliki pengalaman debat seperti yang lain. Khawatir ada diksi atau intonasi-intonasi yang sedikit salah," kata Adi kepada reporter Tirto.
Adi memprediksi Ma’ruf tidak bisa menjawab dengan akurat pertanyaan yang ditujukan kepadanya, meskipun sudah mendapat kisi-kisi dari Komisi Pemilihan Umum.
“Berbeda dengan Jokowi. Jokowi tanpa kisi-kisi pun sudah menguasai itu di luar kepala.”
Pernyataan Adi diperkuat dengan fakta bahwa Ma’ruf berkali-kali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang mungkin mempengaruhi citra Jokowi. Misalnya, penggunaan istilah 'budek' dan 'buta' pada saat berpidato di deklarasi Barisan Nusantara di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Timur, Sabtu (10/11/2018).
"Orang yang sehat dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan pak Jokowi, kecuali orang yang budek saja enggak mau mendengar informasi dan orang yang buta saja yang enggak bisa melihat kenyataan." Begitu pernyataan Ma’ruf saat itu.
Ma’ruf juga pernah menyebut mobil Esemka yang pernah dirilis Jokowi akan diluncurkan pada Oktober 2018. Namun Oktober berlalu, seperti kita tahu, mobil Esemka tak kunjung diluncurkan. Bahkan hingga saat ini.
Bagi Adi, sangat luar biasa jika Ma’ruf ternyata bisa tampil memukau. Dan ini jelas menguntungkan Jokowi, yang dinilai memilih Ma’ruf sebagai cawapres sebatas untuk membendung isu identitas yang kerap menerpa dirinya.
"Tapi kalau dalam debat tampil memukau, retorika bagus apalagi punya data dari petahana, saya kira kiai Ma’ruf akan memberikan insentif yang luar biasa."
Disepelekan Lawan
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, memprediksi Ma’ruf Amin memang akan tampil kurang meyakinkan. Dan itu jelas bisa menguntungkan kubunya.
"Justru kami akan sangat diuntungkan dengan kondisi itu. Bahwa Ma’ruf juga kurang [paham] dengan topik-topik yang akan didebatkan," kata Ferdinand.
Sebaliknya, Ferdinand mengklaim Prabowo-Sandiaga sudah memahami semua isu yang akan dibahas, mulai dari hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Ia optimis jagoannya akan lebih unggul dibanding petahana.
Pesimisme mengenai kemampuan sang cawapres direspons Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Verry Surya Hendrawan. Ia memastikan Ma’ruf mampu menghadapi debat perdana tersebut karena memang berpengalaman.
“Karena beliau sebagai ulama, sebagai tokoh di PBNU maupun tokoh besar di MUI, tentu saja sudah terbiasa dengan debat," kata Verry kepada reporter Tirto.
Karena alasan itu pula Verry mengaku tak ada pelatihan khusus untuk Ma’ruf dari tim kampanye. Semua berjalan biasa-biasa saja.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan