tirto.id - PT Pertamina Lubricants, salah satu anak usaha PT Pertamina, tahun ini akan fokus merampungkan pabrik baru di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang telah diresmikan pada Desember 2015 lalu, namun belum dapat beroperasi secara maksimal.
Direktur Sales & Marketing Pertamina Lubricants Andria Nusa kepada pers di Jakarta, Kamis, (25/2/2016), mengatakan bahwa tahun ini perusahaan mengalokasikan dana pengembangan bisnis hingga Rp 860 miliar yang sebagian besar akan dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik pelumas baru itu dan penambahan fasilitas pergudangan.
Dari delapan lini produksi yang direncanakan, lanjutnya, pabrik tersebut baru mengoperasikan dua lini dan ditargetkan sudah beroperasi penuh pada pertengahan tahun ini.
“Kapasitas pabrik mencapai 270 ribu kiloliter per tahun, sehingga merupakan pabrik pelumas terbesar di Indonesia yang akan mulai produksi secara penuh pada pertengahan tahun ini.
“Kami juga akan mengembangkan beberapa gudang dengan teknologi yang lebih modern seperti robotik. Ini dilakukan dengan tujuan memberi layanan yang lebih prima dan cepat pada konsumen,” ujar Andria.
Penyelesaian pembangunan pabrik tersebut, menurut Andria, merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target peningkatan penjualan sebesar 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada tahun 2015, perusahaan mencatatkan penjualan sebesar 450 juta liter, naik 3 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2014, sebesar 440 juta liter. “Kenaikan penjualan ditopang peningkatan penjualan luar negeri dan penjualan base oil,” katanya.
Andria mengatakan ada beberapa langkah strategis yang akan diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai target tersebut. Pertama, perusahaan akan menerapkan operational excellent, di mana perusahaan akan melakukan evaluasi pada semua lini operasional dan menerapkan efisiensi tanpa menurunkan efektivitas.
Kedua, dari sisi pemasaran, Pertamina Lubricants akan lebih agresif menyusuri celah-celah pasar yang selama ini belum tersentuh. “Ada beberapa produk kami yang sebenarnya juga banyak dipakai di industri. Itu semua akan semakin melengkapi produk kami [...] Kami juga akan mengakuisisi costumer baru yang dilakukan secara agresif,” tambah Andria.
Yang terakhir, perusahaan juga akan meningkatkan pelayanan di sektor industri, sehingga, lanjut Andria, dengan pangsa pasar yang semakin besar, pelanggan setia perusahaan tidak akan lari menggunakan produk dari para kompetitor.
Andria memproyeksikan bisnis pelumas Pertamina Lubricants tahun ini masih mencatat pertumbuhan positif, meskipun situasi ekonomi global sedang lesu ditambah terus merosotnya harga minyak mentah dan komoditas pertambangan.
Pertamina Lubricants hingga kini menguasai lebih dari 60 persen pasar pelumas di Tanah Air. Selain terus mempertahankan penguasa pasar domestik, perseroan juga agresif menggarap pasar luar negeri.
“Secara bisnis, pasar domestik pertumbuhannya akan kecil. Sementara untuk pasar luar negeri, kami baru mulai dan masih ada banyak peluang yang bisa digarap sehingga potensi untuk tumbuh dari sisi pangsa pasar masih cukup besar,” terangnya.
Saat ini, Pertamina Lubricants sudah memiliki unit bisnis di 17 negara dan bahkan memiliki anak perusahaan serta pabrik di Thailand. Jika dibandingkan dari sisi pertumbuhan pasar di dalam negeri, pasar luar negeri diyakini akan bertumbuh lebih pesat.