Menuju konten utama

Pertamina Disebut Mampu Ekspor Avtur karena Sudah Bisa Produksi

Tanggapi sidang Tahunan MPR, Wamen ESDM Arcandra Tahar mengklaim, Indonesia sudah bisa mengekspor bahan bakar pesawat atau avtur melalui BUMN, PT Pertamina (Persero).

Pertamina Disebut Mampu Ekspor Avtur karena Sudah Bisa Produksi
Petugas mengisi bahan bakar avtur ke pesawat Boing 777 yang akan membawa jamaah calon haji di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (20/7/2019). ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/hp.

tirto.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebut Indonesia sudah bisa mengekspor bahan bakar pesawat atau avtur melalui badan usaha migas milik negara, PT Pertamina (Persero).

Optimisme itu ia sampaikan menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR 2019, yang menyebut Pertamina harus bisa meningkatkan kapasitas dan berekspansi ke pasar avtur luar negeri.

"Bisa, insyaallah. Kan, kilang pertamina mampu. Ekspor avtur sudah kok," ucap Arcandra saat ditemui di gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).

Sejak 2018, Pertamina memang sudah dapat mengelola avtur sendiri lewat kilang Refinery Unit (RU) VI Balongan. Produksi avtur di RU VI Balongan merupakan salah satu breakthrough project (BTP) sebagai komitmen Pertamina dalam memenuhi kebutuhan avtur dalam negeri.

Hingga saat ini, RU VI Pertamina masih melakukan beberapa investasi dan modifikasi peralatan berupa pembuatan jalur pipa dari tangki ke jetty (dermaga), pemeliharaan tangki penyimpanan, pembuatan fasilitas-fasilitas tambahan dalam tangki penyimpanan dan loading di jetty.

Sementara untuk distribusi ke Konsumen, perusahaan pelat merah tersebut menggunakan moda transportasi laut serta truk tangki.

Memasok Avtur untuk Penerbangan Haji

Berdasarkan catatan Tirto, jumlah produksi avtur Pertamina menyentuh 1.500 Kilo Liter (KL) per hari. Meski belum dapat memenuhi kebutuhan avtur nasional yang mencapai 14.250 KL per hari, jumlah tersebut cukup besar mengurangi beban impor minyak yang selama ini jadi penyebab defisit neraca perdagangan.

Tahun ini, Pertamina ditunjuk untuk memasok seluruh kebutuhan Avtur untuk penerbangan haji tahun 2019 melalui Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Internasional Lombok (BIL).

Bandara Juanda akan memberangkatkan 85 kloter jamaah haji dan Bandara Internasional Lombok akan memberangkatkan 11 kloter.

Unit Manager Communication & CSR MOR V Pertamina, Rustam Aji mengatakan, terjadi peningkatan konsumsi Avtur untuk penerbangan haji.

Konsumsi avtur pemberangkatan haji melalui Bandara Juanda naik 2,3 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan di Bandara Internasional Lombok (BIL) konsumsi Avtur meningkat sebesar 11 persen dibandingkan dengan penerbangan haji tahun 2018.

Salah satu penyebab kenaikan tersebut, karena tahun 2019 ini ada penambahan 2 kloter dari Surabaya dan 1 kloter dari Lombok, dibanding tahun lalu.

"Estimasi kami, kebutuhan total Avtur untuk penerbangan haji 2019 ini, di Juanda sebesar 16.885 KL dan di Lombok sebesar 2.705 KL," jelas Rustam.

Dengan adanya penerbangan haji ini, Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU) Juanda menaikkan persediaan avtur selama bulan Juli sampai September menjadi 1.075 KL/hari dari normal 975 KL/hari atau naik sebesar 10 persen.

Sedangkan di DPPU Bandara Internasional Lombok (BIL), persediaan Avtur dinaikkan menjadi 102 KL/hari dari normal 67 KL/hari atau naik sebesar 52 persen.

Baca juga artikel terkait SIDANG TAHUNAN MPR 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dhita Koesno