tirto.id - Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Philips J. Vermonte menilai kesalahan KPU dalam input entry data formulir C1 bukan karena adanya kecurangan.
Ia menilai kesalahan itu memang berkaitan dengan kesalahan manusia (human error).
"Kesalahan itu manusiawi lah. Kecuali kalau syaratnya sistematis dan terukur. Kalau tidak memenuhi kondisi itu ada ruang bagi kesalahan manusia," ucap Philips kepada reporter Tirto usai konferensi pers di Morissey, Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Philips mengatakan, jumlah formulir C1 yang mengalami kesalahan input itu juga tidak besar.
Sepengetahuan Philips, jumlah formulir C1 yang keliru berjumlah 5 formulir pada 5 provinsi, sehingga ia menilai hal ini tak perlu dipersoalkan secara berlebihan. Apalagi, kata dia, menganggap sisa formulir lainnya juga bermasalah.
Menurut Philips, KPU sudah cukup baik dalam merespons masukan. Dalam hal ini, Philips mengatakan, KPU sudah berupaya untuk memperbaiki kesalahan inpur formulir itu.
"Itu kecil kan dikit kok. Kadang-kadang kesalahan kayak gitu dibuat seolah-olah 800 ribu TPS lainnya juga masalah. Harusnya gak gitu," ucap Philips.
Sebelumnya, Komisioner KPU Pramono Ubaid menjelaskan, ada 5 formulir C1 pada 5 provinsi yang mengalami kesalahan input data.
Kesalahan entry data , kata Pramono, disebabkan karena human error, sehingga bukan serangan siber atau pembajakan.
"Terkait dengan beredarnya informasi salah input di Situng KPU, memang informasi itu sudah masuk di kami. Masuk di 5 daerah, 1 TPS masing-masing di Maluku, NTB, Jawa Tengah, Riau dan Jakarta Timur," kata Pramono di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali