tirto.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mencatat, hingga Juli 2018 nilai untuk Komitmen Kerja Pasti (KKP) dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) blok minyak dan gas (migas) yang telah habis masa kontraknya (terminasi) sebesar 1,68 miliar dolar AS atau setara Rp23,5 triliun (kurs Rp14 ribu).
"Kita sudah ada KKP 1-5 tahun sekarang (tadinya tidak ada) untuk eksplor cekung-cekungan. Sekarang (sampai Juli 2018) sudah sampai 1,68 miliar dolar AS," ujar Arcandra di Kementerian ESDM Jakarta pada Jumat (10/8/2018).
Arcandra kemudian mengatakan bahwa, itu diharapkan bisa menjadi jaminan proyeksi eksplorasi di titik-titik baru. Ia mengatakan, metode KKP ini adalah penyelamatan untuk penghematan pendapatan negara yang ada sejak tahun ini dan belum pernah ada sebelumnya.
"Jadi kalau dia (kontraktor) tidak selesaikan dalam lima tahun itu, duitnya itu tetap dibayarkan ke pemerintah," ucapnya.
Untuk mengontrol, pemerintah setiap tahun ada program tinjauan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di dalam Work Program and Budget (WPNB) dari kontraktor terkait. "Jadi, per tahun kita review mereka lakukan apa," ujarnya.
Selanjutnya, dia menyebutkan dari penyelesaian lelang blok terminasi sepanjang Juli 2018, sudah tercapai nilai signature bonus sebesar 854 miliar dolar AS atau Rp12 triliun, masuk ke Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Perlu diketahui, ada 21 blok terminasi yang sudah dirampungkan proses lelangnya oleh pemerintah sejak April 2018. Pada April 2018, menyelesaikan 8 wilayah kerja (WK) terminasi yang berakhir pada 2018.
Pada Mei 2018, menyelesaikan 6 WK terminasi yang berakhir pada 2019. Pada Juni 2018, menyelesaikan 5 WK terminasi yang berakhir pada 2020. Lalu, pada Juli 2018, menyelesaikan 2 WK terminasi yang berakhir pada 2021. Salah satunya Blok Rokan.
Nantinya, pada Agustus 2018 akan disusul penyelesaian 4 WK terminasi yang berakhir pada 2022. Pada September 2018, menargetkan penyelesaian 3 WK terminasi yang berakhir pada 2023. Salah satunya Blok Corridor.
Sementara itu, Kementerian ESDM mencatat hingga semester I/2018 capaian penerimaan negara dari total proyek migas adalah sebesar Rp89,81 triliun atau 72 persen dari target APBN Rp124,6 triliun.
Sementara itu, produksi siap jual (lifting) dari semua blok migas tercapai 1.923 MBOEPD (Milion Barrel Oil of Equivalent Per Day) atau 96,15 persen dari target dalam APBN 2018 sebesar 2 ribu MBOEPD.
Rincinya, tercapai realisasi gas bumi 1.152 MBOEPD dari target 1.200 MBOEPD. Sedangkan capaian realisasi minyak 771 MBOEPD dari target 800 MBOEPD.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo