tirto.id - Orang ini tidak sebrutal Heriberto Lazcano, bekas pemimpin kartel Los Zetas yang gemar melemparkan siapa saja yang membuatnya kesal ke kandang singa. Orang ini juga tidak sekejam Richard Kuklinski, hitman paling terkenal dalam sejarah mafia, yang menganggap membunuh sebagai “kesenangan yang eksotik”.
Tapi, jika menilai dari level berbahayanya, maaf-maaf saja, baik Pablo Escobar, Joaquin Guzman, atau bahkan Al Capone harus angkat topi untuk orang ini: Semion Mogilevich.
Lahir di Kiev, Ukraina, pada 30 Juni 1946, Mogilevich punya julukan "Don Semyon" atau "The Brainy Don". Aparat hukum seantero Eropa hingga Amerika menjulukinya “bos dari segala bos” mafia di Rusia. FBI bahkan menyebutnya sebagai “mafia paling berbahaya di dunia” dan memasukkannya ke dalam Daftar Sepuluh Buronan Paling Dicari tahun 2009.
Kejahatan yang dilakukan pemilik gelar sarjana ekonomi dari Universitas Lvovamat ini amat beragam. Mulai dari perdagangan senjata, pencucian uang, pembunuhan, perjudian, pemerasan, obat-obatan terlarang, hingga prostitusi berskala internasional. Dengan beberapa sindikatnya—Mogilevich memiliki kuasa khusus dengan Solntsevskaya Bratva, kelompok mafia terbesar di Rusia—turut mengontrol ketat perusahaan gas alam RosUkrEnergo yang mengatur suplai gas ke seluruh Eropa Timur.
Frederico Varese, profesor kriminologi di Universitas Oxford dan ahli kejahatan terorganisir internasional, menyatakan Solntsevskaya Bratva pernah mengklaim memiliki lebih dari 9.000 anggota yang tersebar di Eropa dan Amerika. Secara struktur keorganisasian, sindikat ini sangat terdesentralisasi; terdiri dari 10 "brigade" kuasi-otonom terpisah yang beroperasi secara independen satu sama lain.
Namun, Varese melanjutkan, ada 12 pemimpin rahasia yang mengawasi seluruh operasi Solntsevskaya Bratva. Ke-12 pemimpin ini disebutnya kerap “bertemu secara teratur di pelbagai belahan dunia dengan menyamarkan pertemuan mereka melalui acara yang meriah.” Tebak siapa salah satu ke-12 pemimpin tadi?
Tentu saja: Mogilevich.
Siapa Sesungguhnya Mogilevich dan Bagaimana Ia Bekerja?
Suatu hari di Ricany, sebuah kabupaten di Praha, Cekoslowakia, terdapat segerombolan penjahat yang menyiksa tahanan di dalam vila yang mereka sewa. Tahanan itu, seorang pengusaha tambang yang menolak memberi upeti, akhirnya tewas dengan cara dimutilasi setelah ditikam berulang kali.
Kisah pembantaian ini begitu mengerikan bahkan bagi para sindikat rampok lainnya kala itu. Namun, dalam skala tertentu, hal itu terhitung “biasa” mengingat pelakunya gerombolan penjahat yang punya rekam jejak brutal dalam menyiksa musuh-musuhnya. Mereka adalah Red Mafiya, sindikat kartel global yang berbasis di Budapest, Hungaria.
Kantung-kantung bisnis Red Mafiya tersebar nyaris di seluruh dunia, tapi paling banyak di Amerika (New York, Pennsylvania, California) serta di Selandia Baru. Menariknya, organisasi ini hanyalah satu dari sekian banyak mesin uang lain di bawah kekuasaan Mogilevich. Laporan Business Insider menyebutkan, ia memiliki lebih dari 100 perusahaan dan 27 rekening bank di seluruh dunia.
Laporan FBI pada 1998 menyebut Mogilevich memimpin sebuah organisasi kriminal yang beranggotakan sekitar 250 orang. Meski kemudian hanya beroperasi selama empat tahun, kejahatan organisasi ini meliputi banyak sektor: perdagangan senjata, bisnis bahan mentah nuklir, prostitusi, perdagangan narkoba, transaksi minyak, hingga pencucian uang.
John Wood, konsultan senior anti pencucian uang di IPSA International (perusahaan penyedia layanan konsultasi dan investigasi khusus money laundering), menyebut dalam risetnya bahwa Mogilevich paling intens bermain dalam bisnis energi alam.
Sejak periode akhir 1980-an, Mogilevich bekerja sama dengan perusahaan Arbat International dan mulai mempelajari seluk-beluk bisnis operasi ekspor-impor minyak. Bermula dari situ, gurita bisnis Mogilevich dalam bidang energi makin tak terkalahkan.
Nama Mogilevich sejatinya telah mulai diselidiki serius oleh FBI sepanjang 1993-1998. Kala itu ia diduga kuat menjadi dalang aksi penipuan ribuan investor sebuah perusahaan pembuat magnet dari Kanada yang beroperasi di Philadelphia, YBM Magnex, senilai $150 juta. Mogilevich juga memalsukan dokumen untuk Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, di mana ia menaikkan harga saham perusahaan tersebut hampir 2.000 persen.
Ketika BBC menanyakannya tentang hal tersebut pada 1999, Mogilevich menjawab enteng: "Ya, jika mereka (FBI) menemukan aktivitas mencurigakan, terserah mereka bagaimana membuktikannya. Sayangnya, saya tidak memiliki akses ke file FBI.”
Perusahaan yang sejatinya memang dibuat untuk menipu komisi sekuritas itu akhirnya memang terbukti bersalah di pengadilan dan harus mengganti rugi kepada para investor, tapi Mogilevich tetap lenggang kangkung.
Berkaca dari kasus itu, Peter Kowenhoven, agen khusus FBI yang telah mempelajari profil Mogilevich sejak 1997, sampai mengatakan: “Dia begitu berbahaya karena mampu beroperasi tanpa batas. Dialah orang yang berhasil menipu investor hingga $150 juta tanpa pernah menginjakkan kaki sekalipun di wilayah Philadelphia."
Pada 1998, Mogilevich juga diduga menjadi dalang pencucian uang senilai $10 miliar yang melibatkan dua bank Rusia, Inkombank dan Bank Menatep, melalui Bank of New York. Lainnya lagi kasus penggelapan pajak hingga skandal jual beli minyak yang menyebabkan negara-negara di Eropa Tengah seperti Republik Ceko, Hongaria, Slovakia, dan Polandia mengalami kerugian miliaran dolar. Semua itu diduga kuat merupakan bagian dari “kehebatan” Mogilevich.
Tentu muskil bagi Mogilevich bisa melakukan kejahatan tanpa ada bekingan dari beberapa orang penting di sekitarnya, mulai dari Yury Luzhkov (mantan Wali Kota Moskow), Dmytro Firtash (oligark yang punya jabatan penting di Gazprom), hingga Leonid Derkach (kepala Dinas Keamanan Ukraina). Mantan agen rahasia Rusia Alexander Litvinenko juga sempat mengklaim bahwa Mogilevich memiliki "hubungan baik" dengan Vladimir Putin sejak 1990-an.
Hal tersebutlah yang membuat Mogilevich menjadi amat sulit ditangkap dan hingga sekarang masih hidup bebas di Moskow. Jika AS menangkapnya di sana, Rusia tidak akan mungkin mengekstradisi Mogilevich ke Paman Sam. Adapun pemerintah Rusia sendiri, setidaknya sejauh ini, juga tidak memperlihatkan kesungguhan berarti untuk menangkap pria berusia 72 tahun tersebut.
Pada Januari 2008, Mogilevich bersama rekanannya bernama Vladimir Nekrasov memang sempat ditangkap atas tuduhan penggelapan pajak. Kala itu, Mogilevich menggunakan nama samaran Sergei Schneider. Pemerintah Rusia, melalui Kementerian Dalam Negeri, tampak bersemangat untuk menyeretnya ke dalam bui.
“Kami telah mengejarnya selama 15 tahun. Kami menangkapnya sebagai Sergei Schneider sehubungan dengan penghindaran pajak. Setelah ia ditangkap, kami baru menyadari siapa dirinya. Ia memiliki banyak identitas berbeda."
Namun, berselang setahun, Mogilevich bersama Nekrasov dibebaskan. Pihak berwewenang mengatakan tuduhan terhadap mereka "tidak bersifat sangat serius sehingga penyidik tidak memiliki alasan khusus untuk menjaga mereka dipenjara”.
Pengacara Mogilevich sebelumnya telah mengatakan kliennya tidak bersalah dan menyangkal tuduhan terkait.
Peluang terbesar untuk menangkap Mogilevich memang hanya dapat dilakukan pemerintah Rusia.
Sebetulnya juga masih ada cara lain, yakni jika ia bepergian keluar negeri. Selain karena pihak intelijen pelbagai negara besar Eropa mengincarnya, kesatuan Interpol dan FBI memburunya. FBI bahkan menawarkan $100.000 kepada siapa saja yang dapat memberikan informasi terperinci mengenai Mogilevich. Namun, tentu saja peluang menangkapnya dengan cara kedua ini sangatlah kecil.
Kisah Mogilevich pada akhirnya mengingatkan kita kepada tokoh penjahat dalam film Usual Suspects: Keyser Söze. Sosok mengerikan yang nyaris serupa mitos: selalu bergerak dalam senyap, lalu menghilang tanpa jejak. Seperti yang pernah dikatakan Verbal, sosok penjahat berkaki pincang yang diperankan dengan amat ciamik oleh Kevin Spacey: “Trik terhebat dari iblis adalah meyakinkan dunia bahwa dia tidak nyata.”
Di akhir film, kita kemudian tahu: Verbal adalah Keyser Söze.
Editor: Windu Jusuf