tirto.id - Para peneliti di seluruh dunia sedang berlomba untuk mengembangkan vaksin melawan COVID-19, dengan lebih dari 170 calon vaksin yang kini dilacak oleh World Health Organization (WHO).
Sebuah vaksin biasanya membutuhkan pengujian bertahun-tahun dan waktu tambahan untuk diproduksi dalam skala besar, tetapi para ilmuwan berharap dapat mengembangkan vaksin virus corona dalam 12 hingga 18 bulan.
Vaksin meniru virus atau bagian dari virus, mereka melindungi, menstimulasi sistem kekebalan untuk mengembangkan antibodi.
Mereka harus mengikuti standar keamanan yang lebih tinggi daripada obat lain karena diberikan kepada jutaan orang sehat, demikian diwartakan The Guardian.
WHO telah merilis DRAFT landscape of COVID-19 candidate vaccines per 25 Agustus 2020, masyarakat dapat membaca daftarnya pada tautan ini.
WHO juga menyebut 172 negara di seluruh dunia saat ini tengah terlibat dalam diskusi COVID-19 vaccine Global Access Facility (COVAX), sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk bekerja dengan produsen vaksin guna memberikan akses yang adil kepada negara-negara di seluruh dunia atas vaksin yang aman dan efektif, setelah dilisensikan dan disetujui.
COVAX saat ini memiliki portofolio vaksin COVID-19 terbesar dan paling beragam di dunia termasuk sembilan calon vaksin, dengan sembilan lagi sedang dievaluasi dan pembicaraan sedang berlangsung dengan produsen besar lainnya.
COVAX berkerjasama dengan Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), Gavi, the Vaccine Alliance, dan WHO menjalin mitra dengan produsen vaksin di negara maju dan berkembang di seluruh dunia.
Ini bertujuan agar memastikan vaksin COVID-19 tersedia di seluruh dunia untuk negara dengan berbagai tingkat ekonomi.
Untuk dapat mengamankan dosis vaksin yang cukup untuk melindungi populasi yang paling rentan, seperti petugas kesehatan dan lansia, langkah selanjutnya dari kemitraan ini adalah untuk memastikan niat peserta swadaya untuk berpartisipasi sebelum 31 Agustus.
Ini menjadi komitmen yang mengikat untuk bergabung dengan COVAX selambat-lambatnya 18 September, dengan pembayaran di muka pertama setelahnya, dan paling lambat 9 Oktober 2020.
“Akses yang sama ke vaksin COVID-19 adalah kunci untuk melawan virus dan membuka jalan untuk pemulihan dari pandemi,” kata Stefan Löfven, Perdana Menteri Swedia.
“Ini tidak bisa menjadi perlombaan dengan beberapa pemenang, dan Fasilitas COVAX adalah bagian penting dari solusi, memastikan semua negara mendapatkan keuntungan dari akses ke portofolio kandidat terbesar di dunia dan distribusi dosis vaksin yang adil dan merata,” tambahnya.
Alur distribusi vaksin ke seluruh dunia
Setelah siap, vaksin akan meninggalkan laboratorium dalam kotak khusus yang terisolasi dengan baik, berisi es kering atau karbon dioksida beku.
Kotak-kotak itu akan dibawa ke salah satu freezer farm, di mana kotak-kotak itu akan dibuka dengan hati-hati di atas tandu yang lembut seperti meja dan disimpan di dalam freezer.
"Anda tidak akan dapat beroperasi di freezer farm tanpa alat pelindung diri [APD]. Jadi, karyawan kami dilengkapi dengan perlengkapan yang tepat, seperti sarung tangan dan kacamata khusus agar dapat menangani produk di dalamnya, karena ini bukan suhu yang bisa dimasuki tanpa alat perlindungan diri" kata Anouk Hesen, kepala UPS Healthcare di Belanda kepada DW.
Berdasarkan instruksi atau pesanan dari pelanggan, vaksin akan dimasukkan kembali ke dalam kotak berisolasi berisi es kering, yang mampu mempertahankan suhu ideal hingga 96 jam.
Bergantung pada seberapa ketat spesifikasinya, pengemasan ulang akan dilakukan di ruangan dengan suhu serendah -20 derajat Celcius atau ruangan dengan suhu mulai dari 2 derajat hingga 8 derajat Celcius, kisaran suhu penyimpanan ideal untuk sebagian besar vaksin, ini untuk memastikan suntikan tidak terganggu.
Vaksin kemudian akan dikirim melalui udara sambil memastikannya tetap stabil. UPS mengatakan akan dapat menyediakan pengiriman semalam ke hampir semua bagian dunia.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo