Menuju konten utama
Pandemi Covid-19 di Dunia

Update Daftar Calon Vaksin Corona yang Masuk Uji Klinis Fase I-III

Hingga Agustus 2020, terdapat setidaknya sudah ada tiga kandidat vaksin corona yang sudah masuk tahap uji klinis fase III. 

Update Daftar Calon Vaksin Corona yang Masuk Uji Klinis Fase I-III
Petugas kesehatan menunjukan kandidat vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz

tirto.id - Sejumlah negara dan perusahaan farmasi saat ini sedang beradu cepat mengembangkan kandidat vaksin virus corona (Covid-19).

Kebutuhan akan vaksin corona dianggap semakin mendesak mengingat korban pandemi Covid-19 semakin banyak. Data kematian akibat infeksi Sars-CoV-2 (nama resmi virus corona yang memicu penyakit Covid-19), terus merangkak naik hingga mencapai angka 700-an ribu jiwa.

Hingga Jumat sore (7/8/2020), total sudah 19,1 juta orang di dunia yang terdeteksi positif tertular virus corona dan 715.163 pasien Covid-19 di antaranya telah meninggal, demikian data dari CSSE Johns Hopkins University.

Sejumlah kebijakan pencegahan penularan virus corona, termasuk ketentuan penjarakan fisik dan penutupan wilayah, sudah dilakukan di banyak negara. Namun, lockdown baru menjadi solusi yang sementara. Ketika banyak negara mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial, dengan alasan utama memulihkan perekonomian, risiko gelombang penularan baru segera mengintai.

Tidak heran, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan: "hanya vaksin yang dapat benar-benar menghentikan pandemi" dan mengembalikan kehidupan kembali "benar-benar normal."

Para ahli memperkirakan proses pengembangan vaksin corona paling cepat bisa selesai dalam 12 hingga 18 bulan ke depan. Itu pun dengan catatan, proses pengembangan vaksin tidak terkendala masalah yang berarti.

Secara umum, proses pengembangan vaksin corona harus melalui empat tahapan, demikian papar WHO. Pengujian vaksin diawali dengan tahapan pra-klinis atau pengembangan awal. Pada tahap ini, kandidat vaksin diuji ke hewan untuk melihat kemampuannya memicu respons kekebalan.

Setelah lolos tahap pra-klinis, vaksin memasuki uji klinis yang terdiri atas tiga fase. Pada fase I, vaksin diujikan terhadap sekelompok kecil orang untuk menentukan toleransi dan keamanan klinis.

Jika uji klinis pada fase I berhasil, maka dilanjutkan ke fase II. Pada fase ini, jumlah orang yang terlibat sebagai sampel pengujian akan lebih banyak. Fase ini bertujuan untuk menentukan dosis yang optimal dan mempelajari keamanan klinis lebih mendalam.

Setelah fase II terlewati, uji klinis kandidat vaksin corona kan dilajutkan ke tahap III. Pada fase ini, vaksin diujikan kepada manusia dengan jumlah yang lebih banyak dari tahap sebelumnya. Jumlah orang yang terlibat dalam uji klinis vaksin fase III bisa mencapai ribuan. Pengujian tahap akhir ini untuk memastikan kemanjurannya sekaligus keamanannya bagi tubuh manusia.

Kandidat vaksin akan mendapat persetujuan dan lisensi untuk diproduksi setelah berhasil melewati tiga fase uji klinis tersebut. Namun, keseluruhan tahap itu membutuhkan waktu tidak singkat.

Update Progres Pengembangan Vaksin Corona

Pandemi telah menciptakan kemitraan publik dan swasta yang belum pernah terjadi sebelumnya. Operation Warp Speed ​​(OWS), sebagai contoh, menjadi ruang kolaborasi beberapa departemen di pemerintah federal AS, termasuk Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan beserta sub-badannya; Pertanian; Energi; serta sektor swasta lain.

Dalam OWS, Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) telah bermitra dengan lebih dari 18 perusahaan biofarmasi untuk mempercepat pengembangan kandidat obat dan vaksin untuk Covid-19 (ACTIV).

Jaringan Uji Coba Pencegahan COVID-19 (COVPN) juga telah dibentuk, menggabungkan jaringan uji klinis yang didanai Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), Jaringan Uji Coba Vaksin HIV (HVTN), Jaringan Uji Pencegahan HIV (HPTN), Konsorsium Penelitian Klinis Penyakit Menular (IDCRC), dan Kelompok Uji Klinis AIDS.

Sementara di dalam negeri, pemerintah Indonesia menunjuk perusahaan farmasi pelat merah PT. Bio Farma Indonesia untuk bekerja sama dengan Sinovac Biotech, perusahaan farmasi Cina, dalam mengembangkan vaksin corona.

Sinovac mengembangkan kandidat vaksin Covid-19 bernama CoronaVac. Berdasarkan laporan R&D Blueprint dari WHO, progres pengembangan vaksin ini sekarang telah memasuki uji klinis fase III. Proses tersebut dimulai bulan Juli lalu dan diperkirakan akan selesai pada Oktober 2020.

Vaksin CoronaVac akan diujikan kepada 8.870 orang berusia 18-59 tahun, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, Bio Farma akan melakukan uji klinis terhadap kandidat vaksin buatan Sinovac itu ke sekitar 1.620 orang berusia 18-59 tahun.

Dalam pengujian vaksin tersebut, Bio Farma bekerja sama dengan Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) dan Balitbang Kementerian Kesehatan.

Kandidat vaksin lain yang telah mencapai tahapan uji klinis fase ini adalah mRNA-1273. Kandidat vaksin corona ini dikembangkan Moderna Inc. Moderna mengembangkan calon vaksin berdasarkan messenger RNA (mRNA) untuk menghasilkan protein virus di dalam tubuh.

Bekerja sama dengan NIH, mereka menemukan bahwa vaksin tersebut melindungi monyet dari virus corona. Pada bulan Maret, perusahaan memasukkan vaksin Covid-19 pertama ke dalam uji coba pada manusia, yang diklaim menunjukkan hasil menjanjikan. Setelah melakukan studi Tahap II mereka meluncurkan uji coba Tahap III pada 27 Juli lalu.

Uji coba terakhir akan melibatkan 30.000 orang sehat di 89 lokasi di Amerika Serikat. Pemerintah telah mendanai upaya Moderna dengan dukungan hampir 1 miliar dolar AS.

Laporan New York Times berjudul “Coronavirus Vaccine Tracker” mencatat, berdasarkan data yang dikeluarkan WHO, setidaknya telah ada lebih dari 135 kandidat vaksin dalam fase praklinis; 18 uji klinis fase I; 12 uji klinis fase II; dan 6 kandidat vaksin uji klinis fase III, yang salah satunya ialah produksi Moderna.

Sementara Inactivated Vaccine yang dikembangkan oleh Wuhan Institute of Biological Products dan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), diklaim akan siap diluncurkan akhir tahun 2020.

Setelah memastikan Inactivated Vaccine aman dan memicu tanggapan kekebalan, Sinopharm yang merupakan perusahaan farmasi milik negara di China, meluncurkan uji coba fase III pada Juli 2020 di Uni Emirat Arab, dengan melibatkan sekitar 15.000 orang sebagai sampel.

Daftar Vaksin Corona yang Masuk Uji Klinis I Hingga III

Berikut ini daftar kandidat vaksin corona yang sedang dikembangkan dan sudah masuk tahap uji klinis fase I hingga II, berdasarkan data dari Regulatory Affairs Professionals Society (RAPS) per tanggal 6 Agustus 2020.

1. Uji Klinis Fase III

  • Inactivated Vaccine (Wuhan Institute of Biological Products dan China National Pharmaceutical Group/Sinopharm)
  • CoronaVac (Sinovac)
  • mRNA-1273 (Moderna)

2. Uji Klinis Fase II/III

  • Bacillus Calmette-Guerin (BCG) live-attenuated vaccine (University of Melbourne and Murdoch Children’s Research Institute; Radboud University Medical Center; Faustman Lab at Massachusetts General Hospital)
  • AZD1222 (The University of Oxford; AstraZeneca; dan IQVIA)
  • BNT162 (Pfizer, BioNTech)

3. Uji Klinis Fase II

  • Ad5-nCoV (CanSino Biologics)
  • Adjuvant recombinant vaccine candidate (Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, Institute of Microbiology of the Chinese Academy of Sciences
  • ZyCoV-D (Zydus Cadila)
  • Covaxin (Bharat Biotech; National Institute of Virology)

4. Uji Klinis Fase I/II

  • BBIBP-CorV (Beijing Institute of Biological Products; China National Pharmaceutical Group/Sinopharm) GX-19 (Genexine)
  • Gam-COVID-Vac (Gamaleya Research Institute, Acellena Contract Drug Research and Development)
  • Self-amplifying RNA vaccine (Imperial College London)
  • LUNAR-COV19 (Arcturus Therapeutics and Duke-NUS Medical School)

Untuk data lengkap kandidat vaksin yang memasuki tahap uji klinis fase I dan pra-klinis, dapat dilihat dengan mengakses tautan ini.

Baca juga artikel terkait VAKSIN CORONA atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom