Menuju konten utama

Perkawinan Cristiano Ronaldo dan Teknologi Jadilah Gim Sepakbola

Pembuat gim bola menggabungkan kemampuan pesepakbola sungguhan dengan teknologi gim.

Perkawinan Cristiano Ronaldo dan Teknologi Jadilah Gim Sepakbola
Pemain Real Madrid Cristiano Ronaldo merayakan golnya saat melawan Villarreal di Santiago Bernabeu Stadium, Madrid. [Foto/Reuters//Susana Vera]

tirto.id - “Setelah sekian lama, PlayStation merupakan penemuan terbaik sepanjang masa.”

Andrea Pirlo, mantan pemain Juventus dan Tim Nasional Italia, dalam buku otobiografi “Andrea Pirlo: I Think Therefore I Play” mengungkapkan kecintaan dan kesenangannya bermain gim sepakbola. Ia mengatakan “pemain pertama yang saya pilih untuk dimainkan ialah Samuel Eto’o,” berikut dengan tim Barcelona.

Selain Pirlo, pemain-pemain sepakbola dunia banyak yang keranjingan bermain gim sepakbola. Zlatan Ibrahimovic, juga dalam autobiografinya, mengatakan bisa bermain gim sepekbola “hingga 10 jam” lamanya. Lionel Messi, sebagaimana diutarakan Victor Vazquez, rekannya di Barcelona, dapat menghabiskan lebih dari tiga jam tanpa jeda bermain gim sepakbola. Gerard Pique mampu memainkan gim sepakbola “dalam perjalanan, di hotel, dan bersama rekan-rekannya.”

Kesenangan bermain gim bola bukan hanya milik para bintang sepakbola. Robbye Ron, Pro Evolution Soccer Community Manager, dalam wawancara pada Game Crate, mengatakan gim sepakbola di Argentina telah begitu populer. “Winning Eleven telah mengalir dalam tubuh orang Argentina,” katanya.

Dalam memainkan gim sepakbola, ada dua pilihan utama yang tersedia. FIFA, gim sepakbola yang dibuat oleh Electronics Art kali pertama dirilis pada 5 Juli 1993 dengan nama FIFA International Soccer. Ada juga Pro Evolution Soccer (PES), gim sepekbola yang dibikin Konami yang bermula dari gim bernama J-League Jikkyou Winning Eleven yang dirilis pada 21 Juli 1995. Hingga 2016, gim FIFA telah terjual lebih dari 150 juta kopi. Sementara itu, PES mengekor dengan sukses menjual lebih dari 100 juta kopi per April 2018 lalu.

Kedua gim sepakbola ini dapat dimainkan multi-konsol yaitu PlayStation, XBox, hingga Personal Computer (PC). Football Manager, gim sepakbola populer lain lebih memilih fokus untuk dimainkan di komputer. Namun, sejak 2004 hingga kini, Football Manager telah terjual lebih dari satu juta kopi.

Kepopuleran gim sepakbola tak terlepas dari olahraga sepakbola. World Atlas, dalam salah satu publikasinya, mengungkap bahwa sepakbola merupakan olahraga paling populer sejagat yang diikuti oleh 4 miliar penduduk Bumi, jauh dari olahraga lain manapun. Duncan Alexander, kepala Opta, firma yang menyajikan data sepakbola, menyampaikan pada The New York Times, “secara kronologis, antara popularitas sepakbola sebagai olahraga dan gim, sebanding.”

Dalam artikel yang dipublikasikan Forbes, mengutip laporan survei yang dilakukan ESPN, para remaja usia 12-24 tahun sangat menyukai sepakbola. FIFA, gim bikinan Electronics Art, menjadi gim paling populer di antara segmen ini.

Mengapa populer? Masih dalam publikasi Forbes, gim sepakbola adalah upaya-upaya penggemar untuk mereka ulang pertandingan sepakbola, yang sudah terjadi maupun belum terjadi.

Infografik Game Sepak Bola

Cristiano Ronaldo dan Gim

Akar gim sepakbola bisa ditarik sejak 1979. NASL Soccer tercatat sebagai gim pertama bertema sepakbola. Meskipun memiliki grafis rendah dan gameplay yang sederhana, dalam suatu review, NASL Soccer disebut merupakan gim “yang menarik, meskipun orang-orang tidak peduli dengan olahraga aslinya.”

Kini, gim sepakbola telah berevolusi jauh dengan grafis dan gameplay yang mendekati aslinya. Gim FIFA dari Electronics Art mempekerjakan hampir 100 orang khusus untuk menggarap gim ini dengan biaya yang mahal.

FIFA 2016, gim sepakbola yang dirilis pada 2015, butuh biaya pengembangan sebesar $350 juta. Angka ini, melonjak sangat jauh dari FIFA International Soccer, rilisan pertama gim FIFA pada 1993.

Saat itu, FIFA International Soccer hanya menelan biaya pengembangan sebesar $30 ribu. Salah satu alasan mengapa di masa lalu pengembangan gim sepakbola rendah, sebagaimana diungkap Trip Hawkins, pendiri Electronics Art, karena “adanya skeptisisme yang mengakar di Amerika Serikat tentang masa depan sepakbola.”

Matt Prior, Creative Director FIFA, sebagaimana diungkapkannya pada Irish Times, menyebutkan gim FIFA “telah beranjak setara dengan pembuatan film blockbuster.

Dalam proses pembuatan gim, Electronics Art tidak main-main. Mereka menggabungkan kemampuan pesepakbola sungguhan dengan teknologi, yang senada dengan visi Hawkins, “membuat gim simulasi olahraga yang benar-benar otentik.”

Mengutip laman resmi Electronic Art, FIFA 18 diciptakan menggunakan Real Player Motion Technology, teknologi yang menangkap data pesepakbola, berupa data akselerasi, berlari, meliuk, tendangan, dan pergerakan di lapangan lainnya untuk diterjemahkan ke dalam gameplay gim.

Real Player Motion Technology merupakan lanjutan dari teknologi bernama Motion Capture. Alberto Menache, dalam bukunya berjudul “Understanding Motion Capture for Computer Animation and Video Games” mengatakan Motion Capture alias Mocap merupakan proses perekaman gerakan nyata untuk diterjemahkan ke dalam koordinat matematika yang dapat digunakan untuk melacak sejumlah titik kunci, yang kemudian bisa digunakan untuk merepresentasikan gerakan ke wujud tiga dimensi.

Yang paling menentukan dari teknologi Mocap ialah titik kunci atau key point. Ini ialah titik atau area representasi terbaik dari gerakan yang hendak direkam, misalnya gerakan berlari. Titik kunci yang wajib disorot ialah segala pergelangan, baik tangan maupun kaki. Bila yang direkam bagian muka, titik kuncinya merupakan alis, bibir, hidung, pipi, dan kening. Bagian-bagian itu merepresentasikan pergerakan muka. Umumnya, untuk merekam gerakan manusia, dibutuhkan 16 hingga 64 titik kunci.

Titik kunci direkam dengan kamera khusus, yang biasanya ialah kamera infra merah dan berjumlah antara 6 hingga 50 unit.

Chris Bregler, dalam papernya berjudul “Motion Capture Technology for Entertainment” mengungkap akar Mocap telah tertancap sejak 1915. Saat itu, Max Fleischer mempublikasikan teknik penciptaan animasi bernama Rotoscoping, teknik yang memproyeksikan rekaman live-action menjadi gambar-gambar animimasi. Walt Disney, pernah menggunakan teknik ini dalam pembuatan beberapa film animasinya. Sementara itu, Mocap yang memanfaatkan komputer baru mulai dilakukan di dekade 1970-an.

Pada versi terbaru gim FIFA, Electronics Art memakai jasa Cristiano Ronaldo untuk direkam segala gerakan-gerakan bermain sepakbolanya. Mereka memasukkan gerakan tersebut menjadi algoritma-algoritma yang membentuk gim FIFA.

“Cristiano Ronaldo melakukan segala gerakan secara sempurna, dia mengerahkan 100 persen kemampuannya,” kata Sam Rivera, Associate Producer FIFA, sebagaimana disampaikan pada Goal, mengomentari bagaimana CR7 berliuk-liuk selama 10 menit guna kepentingan gim yang dibuatnya.

FIFA merupakan gim simulasi sepakbola. Di dalamnya terkandung para pemain bola dari 33 liga dan lebih dari 600 klub sepakbola. Masing-masing pemain memiliki kemampuannya masing-masing. Untuk menentukan pemain A lebih cepat, B lebih gesit, dan D lebih kuat tembakannya, Electronics Art memperkerjakan pengolah data pemain berjumlah 9.000 orang, yang dikepalai ahli statistik bernama Michael Muller-Muhring.

Setidaknya ada 30 statistik yang dicatat tiap pemain, dari kecepatan, stamina, bahkan kondisi tempramental. Data-data tersebut lalu dimasukkan ke dalam gim untuk menentukan bagaimana pemain A, B, C, dalam gameplay bermain.

Electronics Art juga menjalin kerja sama dengan klub sepakbola secara khusus, misalnya Barcelona. Kerja sama ini memungkinkan Electronics Art melakukan pemindaian 3D kepala para pesepakbola di klub tersebut, yang dapat meningkatkan grafis gim, dan sukses membuat gim tersebut digunakan untuk memainkan 200 juta pertandingan di seluruh dunia di tiap pekan.

Baca juga artikel terkait GAME atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra