tirto.id - Setiap bulan, Aninda Putri (24) selalu menyempatkan bepergian keluar kota untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas bekerja sehari-hari. Wanita yang akrab disapa Anin ini menceritakan ia lebih suka bepergian sendiri dibandingkan beramai-ramai.
“Kalau direncanakan itu biasanya enggak jalan, cuma sekadar rencana. Rencana matang, tapi waktu pelaksanaannya sibuk sendiri-sendiri,” katanya.
Bagi Anin, mengajak terlalu banyak orang untuk bepergian adalah hal yang tak mudah, sebab harus menyatukan pemikiran dari banyak orang.
“Karakteristik orang beda-beda, ada yang sukanya wisata alam, ada yang sukanya wisata kuliner, ada yang suka wisata belanja. Pernah suatu saat aku salah pilih partner, orangnya malesan. Jadi, waktu diajak jalan, udah lelah,” paparnya.
Dulu, bukanlah hal lazim perempuan melancong sendirian. Sekarang pun masih ada yang menganggap perempuan yang bepergian sendiri sebagai hal yang terlalu berani alias nekat. Namun, Anin tak pernah ambil pusing. Bagi dia, yang terpenting dia riset lokasi tujuan dulu sebelum berangkat.
“Untuk pemilihan tempat, enggak ada kriteria tertentu, kalau nemu ada kota yang menarik, ya aku ke sana. Tapi aku lebih suka mencari kota yang banyak wisata alamnya,” ujar Anin.
Untuk perjalanan ke kota tujuan, sebenarnya Anin lebih suka menggunakan transportasi publik seperti bus dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Namun, ada kalanya ia menggunakan sepeda motor jika medan wisata yang menjadi tujuan tak dijangkau transportasi publik.
Soal tempat penginapan, ia terkadang memilih menginap di tempat rekannya yang berada di kota tujuan. Kalau tidak, Anin akan mencari tempat penginapan yang tak jauh dari lokasi-lokasi tujuan wisatanya.
“Aku juga biasanya ngajak ngobrol pengelola tempat wisata. Jadi kalau ada sesuatu sama kita, mereka bisa bantu. Kadang kalau lagi di warung, ngajak ngobrol pemilik warung. Obrolan-obrolan ringan,” tutur Anin.
Seperti Anin, Dwi Reinjani (25) pun lebih suka bertualang seorang diri. Rei tak pernah khawatir meski dirinya tak memiliki kerabat di kota tujuan, sebab sebelum berangkat, ia akan memastikan seluruh persiapannya selama di sana.
“Kalau aku biasanya tentukan dulu tujuanku mau ke mana. Kalau sudah, cari penginapan. Biasanya cari penginapan untuk traveler, terus liat testimoni penginapan itu juga,” kata Rei.
Wanita yang bekerja di sebuah perusahaan media di Jakarta ini pun bercerita, sebelum ke lokasi tujuan, ia juga akan memikirkan alat transportasi yang akan ia gunakan. Biasanya, Rei memilih menyewa sepeda motor untuk menghemat pengeluaran.
Di kota tujuan, Rei pun juga akan menjalin komunikasi dengan petugas penginapan saat akan bepergian, serta meminta nomor darurat hotel tempat ia bermalam.
Cara Aman Jadi Pelancong Solo Perempuan
Dua pelancong wanita, Rhiannon Edwards dan Natalie Paris, pernah menulis tentang bagaimana cara melancong yang aman bagi wanitayang dimuat di The Telegraph. Pertama: riset tentang kota tujuan bepergian. Riset sangat berguna dalam mempersiapkan perencanaan, termasuk tujuan di malam hari. Selain itu, ada baiknya menguasai bahasa lokal dan menyimpan nomor-nomor darurat yang bisa memudahkan kita saat butuh bantuan.
Selain itu, kita harus menyimpan alamat tempat penginapan serta nomor telepon taksi. Cara ini bermanfaat saat kita kesulitan untuk mencari transportasi publik di lokasi wisata.
Sutradara film asal India, Ashwiny Iyer Tiwari pernah mengatakan kepada The Telegraph India, bahwa bepergian sendiri bisa memberi kebebasan pada seorang wanita.
“Saya tidak merencanakan dengan baik liburanku, tapi sebagai seorang wanita yang bertualang sendiri, saya harus menjaga keamanan diri dan menginap di hotel, hostel, atau homestay yang memiliki review baik di intenet,” ujar Tiwari dilansir The Telegraph India.
Seorang bloger pelancong perempuan, Nadine Sykora, pernah membeberkan beberapa tips agar aman kala bepergian seorang diri. Ia menyarankan kepada pelancong wanita untuk bersikap seperti kita menguasai lingkungan tempat kita bepergian dan tidak terlihat takut.
“Nasihat utama saya ketika anda bepergian sendiri adalah berpenampilan dan berperilakulah seperti orang lokal,” ujar Nadine dalam video Youtube-nya.
Perempuan lajang yang masih tinggal bersama orangtua biasanya punya kesulitan mendapat izin untuk bepergian sendirian. Jika itu terjadi pada Anda, Anda bisa meyakinkan orangtua dengan mengajak mereka untuk merencanakan perjalanan Anda. Demikian saran Vicky Chapman yang ia tulis di situs Gapyear.
“Jangan berjanji untuk menelepon di waktu tertentu, karena [hal itu] sering tak memungkinkan ketika sedang dalam perjalanan, dan justru akan membuat mereka khawatir kala menunggu telepon,” ujar Chapman.
Chapman juga memberi saran penting lain: mengetahui lokasi penting seperti kantor polisi. Saat di angkutan umum, kita disarankan untuk duduk bersama dengan wanita lain. Jika harus menggunakan taksi, ada baiknya kita menyimpan nomor telepon taksi yang terdaftar.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk melakukan riset ihwal cara berpakaian di tempat tujuan kita. Selain demi rasa aman, pakaian yang tepat merupakan cara kita menghargai kebudayaan masyarakat setempat. Jika kita merencanakan untuk pergi ke Aceh, contohnya, kita harus mengetahui hukum syariah yang berlaku di sana.
Adakah tujuan wisata yang baik dan buruk untuk wanita?
Menurut tulisan pada laman Hindustan Times, ada beberapa negara dunia yang ramah terhadap pelancong wanita, misalnya Islandia. Negara tersebut tingkat kriminalitasnya sangat rendah sehingga aman bagi wanita ketika melakukan perjalanan, baik siang maupun malam.
Selain Islandia, ada beberapa negara yang dianggap aman untuk wanita pelancong solo seperti Thailand, Irlandia, Jepang, dan Perancis. Negara-negara tersebut dikenal punya budaya menghargai wanita. Untuk Jepang dan Perancis, keduanya juga dianggap spesial karena dianggap memiliki sistem transportasi yang baik dan efisien.
Soal transportasi, pada 2014 YouGov pernah mempublikasikan polling yang mereka lakukan tentang keamanan transportasi publik di berbagai kota besar dunia. Ternyata, Jakarta dianggap sebagai salah satu kota dengan sarana transportasi yang buruk. Kota-kota lainnya adalah Bogota, Kota Meksiko, Lima, Delhi, Buenos Aires, Kuala Lumpur, Bangkok, Moskow, dan Manila.
Penulis: Widia Primastika
Editor: Maulida Sri Handayani