tirto.id - Seorang perempuan di Jepang kembali terjangkit virus corona COVID-19 setelah sempat dinyatakan sembuh.
Demikian disampaikan pemerintah daerah Osaka, Jepang seperti dilansir Antara yang mengutip Reuters, Kamis (27/2/2020)
Perempuan tersebut berusia sekitar 40 tahun dan berprofesi sebagai pemandu tur asal Prefektur Osaka, Jepang. Ia dinyatakan teruji positif corona setelah mengalami gejala sakit tenggorokan dan nyeri dada.
Sebelumnya, perempuan ini pertama kali dinyatakan positif corona pada akhir Januari, kemudian dipulangkan dari rumah sakit setelah dinyatakan pulih pada 1 Februari.
Atas kejadian ini, perempuan tersebut menjadi pasien pertama dengan kasus infeksi berulang di Jepang di tengah kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi corona, yang hingga Kamis mencapai 186 kasus.
Angka tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang, terpisah dari 704 kasus yang terjadi di kapal pesiar Diamond Princess, yang sebelumnya dikarantina di pelabuhan Yokohama.
Meskipun laporan itu dikonfirmasi sebagai yang pertama di Jepang, kasus infeksi kedua kali pada orang yang sama telah dilaporkan muncul di Cina, negara tempat wabah bermula.
Sejauh ini, wabah tersebut telah menyebar luas dan cepat, dengan total 80.000 orang terinfeksi secara global dan 2.800 di antaranya menjadi korban jiwa. Sebagian besar kasus infeksi dan kematian terjadi di dalam negeri Cina.
"Sekali menginfeksi, virus bisa menetap dan berada dalam keadaan dorman sehingga menunjukkan gejala minimal. Setelahnya, manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala yang memburuk jika virus itu menemukan jalan menuju paru-paru," ujar Profesor Mikrobiologi dan Patologi Sekolah Kedokteran Universitas New York, Philip Tierno Jr.
Menurut Tierno, masih banyak hal yang belum diketahui tentang virus corona.
"Saya tidak yakin bahwa corona bukan jenis bi-phasic, seperti antraks," kata dia.
Dengan demikian, menurutnya, penyakit akibat infeksi corona tampaknya hilang dulu sebelum muncul kembali.
Wabah virus corona muncul di Jepang seiring dengan persiapan Olimpiade Tokyo 2020, yang akan digelar akhir Juli mendatang, dan pawai obor yang akan dimulai pada akhir Maret.
Pemerintah Jepang mendesak agar penyelenggaraan acara-acara besar dan kejuaraan olahraga dibatasi untuk dua pekan saja demi menahan penyebaran virus corona. Pada saat yang sama, Jepang juga menjanjikan bahwa ajang Olimpiade masih akan dilangsungkan di Tokyo.
Namun, Tierno menyebutkan olimpiade harus ditunda pelaksanaannya.
"Olimpiade harus ditunda. Karena jika diteruskan akan ada banyak orang yang tidak paham bagaimana mudahnya virus ini menular dari satu orang ke orang lain," tukasnya.
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH