tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak masyakarat dan komunitas untuk bersama-sama mengatasi berita hoax. Kominfo menyatakan perang melawan hoax harus dilakukan dari hulu, yaitu dengan mengadakan literasi dan sosialisasi agar masyarakat Indonesia mendapatkan konten yang sehat.
“Peran serta masyarakat begitu penting dan pemerintah akan mengajak masyarakat,” kata Menkominfo saat sosialisasi bersama Masyarakat Indonesia Anti Hoax di Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu pagi, (8/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Kominfo menyediakan fasilitas pengaduan bagi masyarakat namun dengan bekerja sama dengan komunitas, ia berharap ada penapisan dari masyarakat langsung.
“Ada self-filtering dari kita semua,” kata dia.
Sosialisasi juga dilakukan ke sekolah dan juga membuat white list, daftar putih, situs yang sebaiknya diakses oleh lembaga pendidikan formal maupun informal, sejak 2015.
Rudiantara berharap pada 2019 mendatang, daftar putih yang kini berjumlah sekitar 100 ribu situs dapat berjumlah lebih banyak dari black list.
Jika Kominfo mengajak masyarakat untuk melaporkan situs hoax, Dosen Komunikasi Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Asmawi menyampaikan sebelum menyebarkan berita ke media sosial, sebaiknya masyarakat meneliti kebenarannya terlebih dahulu karena bisa jadi berita yang disebarkan palsu atau 'hoax'.
"Masyarakat bisa melihat kebenarannya melalui sumber berita serta membandingkannya dengan media massa yang terpercaya," kata dia Ia mengingatkan masyarakat jangan mudah cepat percaya kepada berita dari media yang sumbernya tidak jelas, karena dapat menimbulkan fitnah dan kegaduhan.
Jika melihat suatu berita di media sebaiknya baca sampai selesai, dan jika berita tersebut ditemukan pada media yang terpercaya maka bisa disebarkan, kata dia berpesan.
"Meskipun sumbernya dapat dipercaya, masyarakat tetap harus menyaring informasi dari berita tersebut, karena terkadang ada berita yang dipublikasikan mengandung unsur politik, serta kepentingan yang dapat mempengaruhi kepercayaan kepada seseorang," ujarnya.
Biasanya berita-berita yang mengandung unsur politik ini berasal dari media yang mementingkan uang ketimbang memikirkan dampaknya ke depan, lanjutnya.
Masyarakat juga dituntut dapat memilih media massa yang dapat mencerdaskan, bukan media yang menyebarkan informasi berisi unsur kepentingan, apalagi menyesatkan.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh