Menuju konten utama

Peran Sentral Keluarga dalam Mencegah Penularan COVID-19

Keluarga memiliki peran sentral dalam mencegah penularan COVID-19.

Peran Sentral Keluarga dalam Mencegah Penularan COVID-19
Ilustrasi Masker. foto/istockphoto

tirto.id - Keluarga memiliki peran sentral dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Penerapan protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) yang ketat akan membuat lingkaran terdekat aman dari virus Corona.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 hingga Sabtu (10/10/2020), terdapat 328.952 kasus virus Corona yang terkonfirmasi di seluruh Indonesia. Kasus ini meliputi 500 kabupaten/kota di 34 provinsi. Indonesia menduduki urutan 21 dunia soal jumlah kasus terpapar COVID-19.

Dari jumlah tersebut, terdapa 11.765 orang yang meninggal dunia karena pengaruh virus Corona. Angka kematian per1 juta penduduk mencapai 44 orang. Jumlah meninggal ini 3,6 persen dari total kasus COVID-19 yang terkonfirmasi.

Jika diperinci berdasarkan usia, lansia menjadi kelompok usia paling rentan meninggal karena terpapar virus Corona. 42,1 persen kematian oleh COVID-19 terjadi pada rentang usia 60 tahun ke atas, diikuti 39,1 persen pada rentang usia 46 hingga 59 tahun.

Setelah itu, 13,4 persen pada rentang usia 31-45 tahun,lalu secara berturut-turut 3,7 persen usia 19 hingga 30 tahun, 0,9 persen usia 6-18 tahun, dan terakhir 0,8 persen rentang usia 0-5 tahun.

Jika melihat dari komorbid (penyakit penyerta) pasien kasus COVID-19 yang meninggal, maka rinciannya adalah hipertensi (13,3 persen), diabetes melitus (11,7 persen), penyakit jantung (7,8 persen), penyakit ginjal (3,4 persen), penyakit paru obstruktif kronis (2,6 persen).

Selanjutnya, gangguan napas lain (1,7 persen), TBC (0,6 persen), kanker (0,5 persen), penyakit hati (0,5 persen), gangguan imun (0,5 persen), hingga asma (0,4 persen).

Penerapan 3M di Lingkaran Keluarga demi Menjaga Kakek & Nenek

Menurut Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo, tingkat kematian lansia dan komorbid yang tinggi ini membuat deteksi dini penting. Lansia dan komorbid harus sedari awal sudah diketahui jika positif Covid-19.

"Angka kematian lansia dan komorbid mencapai 80% sampai 85%. Sebuah angka yang sangat tinggi sekali. [...] Ini yang perlu dipahami untuk mengetahui kondisi masing-masing. Jangan menunggu parah. Lebih cepat penanganan akan lebih baik," terang Doni Monardo dikutip laman Covid19.go.id.

Dalam pandemi COVID-19 ketika aktivitas sosial dan kegiatan di luar rumah dibatasi, keluarga menjadi klaster terakhir setelah semua kerumunan terlewati. Oleh karenanya, penting untuk melibatkan semua anggota keluarga demi menghindari penularan di lingkaran terdekat.

“Klaster Keluarga sangat efektif dalam melakukan treatment. Ketika keluarga dikuatkan, anak-anak bisa menerapkan protokol kesehatan, kakek dan nenek yang memiliki komorbid tak tertular,” ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp OG (K) dikutip laman covid19.go.id.

Penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) jadi kunci, terutama untuk keluarga di lingkaran perkotaan, mengingat kota ---yang lingkungannya padat penduduk dan luas rumah terbatas-- punya kasus positif COVID-19 yang tinggi.

“Itu sebabnya kenapa kota lebih tinggi kasus positifnya karena rumahnya kecil dan jarak antara satu dan lainnya sulit dihindarkan,” terang Kepala Sub bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip.Com.

Protokol Kesehatan Keluarga

Berdasarkan rilis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, terdapat protokol kesehatan keluarga yang dapat dijadikan panduan untuk pengendalian penularan COVID-19. Rinciannya sebagai berikut.

  1. Menerapkan penggunaan masker untuk seluruh anggota keluarga, kecuali bayi di bawah 2 tahun atau anggota keluarga dewasa yang punya masalah pernapasan tertentu.
  2. Menjaga jarak dengan orang lain, minimal 1 meter untuk mencegah kemungkinan terkena droplet.
  3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20-30 detik atau gunakan hand sanitizer.
  4. Hindari kerumunan baik di dalam maupun di luar rumah bersama orang lain.
  5. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk konsumsi gizi seimbang, olahraga minimal 30 menit sehari, tidur yang cukup (6-8 jam), mengelola stres, mandi 2 kali sehari, dan usai dari luar rumah, ganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga.
  6. Batasi diri dalam berinteraksi dengan orang lain, mengurangi transaksi dengan uang fisik yang berpotensi menjadi sebab penularan COVID-19, dan ketika menerima paket segera semprot dengan disinfektan.
  7. Hindari merokok di dalam rumah
  8. Jika sakit, terapkan etika batuk/bersin (tutup mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau menggunakan lengan bagian atas, buang tisu ke tempat sampah, dan cuci tangan setelah bersin/batuk). Jika sakit berlanjut, segera kontak dokter/tenaga kesehatan.

Penularan virus COVID-19 dapat diminimalisasi dengan menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa selalu #ingatpesanibu dan menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

----------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH