tirto.id - Warna mobil dan selera konsumen memiliki hubungan keterkaitan yang tinggi dalam dunia otomotif. Sebab, warna dapat memberi karakter tertentu pada setiap pemiliknya. Oleh karena itu, tak heran jika banyak pabrikan mobil di dunia selalu menghadirkan mobil baru dengan warna yang beragam.
Pada akhir tahun lalu, sebagaimana dilansir Kelley Blue Book, Robert S Daily selaku Manajer Pemasaran Warna DuPont Automotive yang merupakan pemasok cat utama untuk industri otomotif, meneliti fenomena yang terjadi dalam bisnis pewarnaan mobil. Ia mengatakan, warna perak menjadi warna yang paling banyak dicari di hampir setiap segmen mobil di Amerika Serikat (AS). Temuan ini didasarkan pada studi popularitas warna tahunan yang dilakukan oleh DuPont Automotive.
Dalam hasil penelitiannya, Robert Daily juga mengatakan bahwa warna perak mencerminkan kekaguman atas teknologi yang terlihat pada aksen krom pada perangkat komputer dan elektronik lainnya. Selain itu, warna perak menonjolkan perasaan superioritas dan kekuatan mental, menurut penelitian Robert Daily.
Warna perak mendominasi pada semua jenis mobil di AS. Warna tersebut mencapai 23 persen. Putih berada pada urutan kedua yakni 15 persen dan warna hitam sebesar 12 persen. Ketiga warna ini adalah warna populer yang sering dicari para konsumen saat membeli mobil baru.
Jika dilihat berdasarkan tipenya, maka perak adalah warna populer untuk segmen mobil mewah. Persentasenya mencapai 32,1 persen. Sedangkan warna putih metalik berada pada posisi ke-2 sebesar 17,7 persen dan warna putih sebesar 11,8 persen. Untuk warna hitam di segmen ini, persentasenya hanya 8,5 persen. Perlu diketahui juga bahwa mobil mewah menguasai 8,6 persen pasar mobil baru AS.
Warna perak juga menjadi warna yang populer untuk mobil tipe Sedan, juga pada Wagon dan Hatchback yang saat ini menguasai 26,4 persen pasar mobil baru AS, popularitas warna perak mencapai 28 persen. Naik 3 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan warna putih berada di bawah warna Perak yakni sebesar 11,8 persen. Warna coklat muda, warna yang sempat popular pada tahun 2001 berada pada posisi ke-3 dengan popularitas mencapai 11,6 persen.
Pada kategori Convertible (mobil sport yang atapnya bisa dibuka) dan Coupe yang saat ini menguasai 14,1 persen pasar mobil baru AS, perak juga menjadi warna populer. Warna perak mencapai 24,6 persen, sedangkan di bawahnya ada warna hitan yang mencapai 14,3 persen.
Namun, untuk kategori SUV, Minivans dan Light Truck yang menguasai 50,9 persen pasar mobil, warna perak hanya berada pada posisi kedua yakni 18 persen atau selisih 1,3 persen dari warna putih yang menjadi warna yang paling popular untuk kendaraan tipe ini. Hitam juga menjadi favorit ke-3 yakni 12,4 persen.
Lantas orang akan bertanya, apa pentingnya sebuah warna pada mobil? Seperti fitur mobil lainnya, warna memainkan peranan pada sisi ekonomis yang cukup penting terhadap nilai jual kembali sebuah kendaraan. Warna populer yang ada saat ini mungkin masih membuat kendaraan Anda masih dilirik pada lima tahun dari sekarang.
Di sisi lain, warna yang kurang populer membuat nilai kendaraan terdepresiasi lebih banyak. Nilai depresiasinya sendiri tergantung dari kondisi mobil dan warna bersangkutan. Jika ingin cari aman saat mencari mobil yang nantinya masih akan dijual kembali, Robert Daily menyarankan agar memilih warna netral seperti perak, putih, hitam, ataupun abu-abu. Warna tersebut adalah pilihan yang tepat saat membeli mobil.
Namun studi terbaru dari iSeeCars yang dimuat pada Today.com pekan lalu, menunjukkan jika warna populer akan lebih besar mengalami depresiasi (penurunan nilai terkait dengan penjualan kembali kendaraan) saat 3 tahun penggunaan, dibandingkan dengan warna yang tidak populer. Perlu diketahui iSeeCars merupakan mesin pencari online dan situs penelitian otomotif yang membantu pengguna menemukan dan membandingkan harga mobil yang ingin dijual.
Menurut iSeeCars, rata-rata mobil akan terdepresiasi sekitar 30 persen selama tiga tahun pertama penggunaan. Pada periode yang sama, mobil dengan warna oranye hanya terdepresiasi sekitar 21,6 persen dan merupakan yang paling kecil dibandingkan dengan warna mobil lainnya. Di posisi ke-2 ada warna kuning yang terdepresiasi sebesar 22 persen dan warna hijau berada pada posisi ke-3 dengan akan terdepresiasi sebesar 24,5 persen.
Depresiasi ini berdampak pada penjualan kembali sebuah mobil. Semakin tinggi nilai depresiasi maka tentunya harganya akan semakin rendah saat dijual kembali. Sebaliknya oranye dan kuning yang bukan warna popular akan mendapat harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan warna lainnya saat dijual kembali.
Lalu bagaimana dengan tiga warna populer? Warna popular seperti perak akan mengalami depresiasi sebesar 30,6 persen, warna putih akan mengalami depresiasi sebesar 29,5 persen sedangkan warna hitam sebesar 30.2 persen.
CEO iSeeCars, Phong Ly mengungkapkan bahwa mobil dengan warna populer seperti hitam, putih dan perak mengalami depresiasi yang lebih besar dari warna yang tak populer, karena pilihan terhadap mobil dengan warna tersebut sangatlah banyak. Banyaknya pilihan ini menyebabkan mobil dengan warna tersebut tak memiliki kekuatan harga.
Berbeda dengan warna yang tak populer seperti oranye atau kuning. Pasar mobil berwarna oranye dan kuning hanya mencapai 1,5 persen dari produksi kendaraan sehingga sulit menemukan kendaraan dengan warna tersebut. Jumlah yang sedikit inilah yang kemudian memberi kekuatan harga pada mobil dengan warna oranye dan kuning saat dijual kembali. Sehingga warna ini menjadi populer pada bursa mobil bekas karena memiliki harga yang cukup tinggi. Dari semua warna dalam penelitian ini, warna Emas adalah yang mengalami nasib paling buruk karena akan terdepresiasi sekitar 34 persen.
Warna memang tak bisa dipandang sebelah mata, sebab memainkan peran yang sangat penting. Selain itu, studi dari Yankelovick Partners juga menemukan jika 39 persen dari konsumen lebih memilih mengganti merek mobil jika mereka tidak mendapatkan warna yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Ini adalah contoh kekuatan dari sebuah warna mobil.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti