Menuju konten utama

Pentagon Yakin Bisa Lindungi AS dari Rudal Antarbenua

AS klaim memiliki sistem pertahanan rudal berlapis yang terdiri dari beberapa komponen, serta dirancang untuk mencegat berbagai jenis rudal di fase penerbangan berbeda.

Pentagon Yakin Bisa Lindungi AS dari Rudal Antarbenua
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa roket balistik strategis jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Senin (15/5). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

tirto.id - Sempat mengatakan bahwa rudal antarbenua Korut berjarak menengah, Pentagon kemudian merevisi analisisnya dan mengungkapkan bahwa rudal tersebut dapat melampaui jarak 5.500 kilometer. Angka ini memungkinkan rudal Korut dapat mencapai Alaska. Meski begitu, Pentagon tetap optimistis pihaknya dapat melindungi AS.

Hal ini diungkapkan langsung oleh juru bicara Pentagon, Jeff Davis."Kami yakin dengan kemampuan kami untuk mempertahankan diri dari ancaman terbatas dan ancaman baru," ujar Davis.

Pendapat Davis bukannya tanpa alasan. Sampai saat ini, pihaknya masih belum menemukan kemungkinan bahaya yang lebih menyeluruh terkait jenis rudal yang sempat diujicoba oleh Korut pada Selasa (4/7/2017) kemarin. Namun, menurutnya saat ini pihak Kim Jong-un sedang mengerjakan proyek tersebut.

"Tapi jelas mereka sedang mengerjakannya, jelas mereka berusaha melakukannya, ini merupakan program penelitian dan pengembangan yang agresif," ujar Davis sebagaimana dikutip surat kabar Chicago Tribune pada Rabu (5/7/2017).

AS memiliki sistem pertahanan rudal berlapis yang terdiri dari beberapa komponen, serta dirancang untuk mencegat berbagai jenis rudal di fase penerbangan berbeda. Saat ini, terdapat 36 pencegat rudal yang berada di Alaska dan California. Jumlah ini ditargetkan akan bertambah menjadi 44 pada akhir tahun mendatang.

Pencegat rudal tersebut sempat diujicoba pada 31 Mei lalu. Dilengkapi dengan teknologi hit-to-kill, pencegat rudal milik Pentagon dapat diluncurkan sewaktu-waktu apabila terdapat pemberitahuan tembakan rudal yang mengarah ke Amerika.

Terlepas dari kemampuan pencegat rudal yang Ada, Rob Soofer, salah seorang yang membantu melakukan uji coba terhadap penangkal rudal AS mengakui bahwa cepatnya pengembangan proyek rudal Korut tetap membuat AS harus waspada.

"Kecepatan ancaman meningkat lebih cepat dari perkiraan saya saat kami melakukan tinjauan pertahanan rudal balistik pertama di tahun 2010," ujar Soofer.

Dalam peluncuran pada Selasa (4/7/2017), pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menembakkan jenis rudal baru dari pabrik

pesawat Panghyon, situs yang sebelumnya tidak berkaitan dengan program rudalnya.

Kim Jong-un meluncurkan rudal tersebut sebagai ‘hadiah’ untuk warga Amerika yang merayakan hari kemerdekaan pada hari yang sama.

"Bajingan Amerika tidak akan terlalu senang senang dengan hadiah yang dikirim untuk peringatan ulang tahun mereka pada 4 Juli," ungkap Kim Jong-un dalam pesan pribadinya sebagaimana dikutip kantor berita Korea Central News Agency (KCNA) pada Rabu (5/7/2017).

Atas kejadian tersebut, Jeffrey Lewis, salah seorang pakar non-proliferasi nuklir, mengatakan AS harus menerima kenyataan bahwa Korea Utara kini semakin dekat untuk dengan ‘garis merah’ dalam bidang pengembangan nuklir.

"Jendela untuk menegosiasikan denuklirisasi ditutup, intinya adalah kita (AS) harus menerima Korea Utara telah memiliki ICBM," imbuh Lewis sebagaimana dikutip Chicago Times.

Baca juga artikel terkait RUDAL KOREA atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Politik
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Yuliana Ratnasari