tirto.id - Uji coba peluncuran rudal balistik yang diakukan Korea Utara mendapat respons dari Amerika Serikat. Militer Korea Selatan mengatakan, sebuah kapal induk AS akan dikerahkan kembali ke perairan timur Korsel.
Japan Today memberitakan, Korsel dan AS juga melakukan latihan bersama dan menembakkan empat rudal ke arah Laut Jepang sebagai tanggapan terhadap peluncuran rudal Korut.
Kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan dan sudah meninggalkan Laut Jepang di Semenanjung Korea setelah angkatan laut Korsel, AS dan Jepang latihan bersama pekan lalu, tetapi kapal itu akan kembali lagi.
"Kembalinya kapal induk seperti itu sangat tidak biasa," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Dia menggarisbawahi "kemauan kuat aliansi Korea Selatan-AS untuk mengambil tindakan tegas terhadap setiap provokasi dari Korea Utara," kata pernyataan itu.
Seorang pejabat militer Korea Selatan mengatakan, pemindahan kapal itu diputuskan selama pembicaraan telepon antara Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong Sup dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada hari Selasa.
Uji Coba Rudal Korea Utara
Korea Utara menembakan rudal balistik jarak menengah yang diduga terbang sejauh 4.600 km pada hari Selasa dan jatuh di Pasifik. Ini adalah penerbangan terpanjang untuk uji coba Korea Utara.
Dampak dari peluncuran itu, penduduk di Jepang wilayah timur laut mendengar sirene sebagai peringatan untuk berlindung. Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida mengutuk peluncuran itu dengan kata "biadab".
Hari ini, Rabu, 5 Oktober 2022, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JSCS) mengatakan, militer Korsel dan AS meresponsnya dengan menembakkan empat rudal ke permukaan laut.
Kantor berita Yonhap melaporkan, kedua belah pihak meluncurkan dua rudal Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) "untuk menunjukkan kemampuan sekutu dan mencegah provokasi lebih lanjut."
Seperti dikutip DW, beberapa pengamat mengatakan peluncuran rudal dan latihan militer AS dan Korsel pada hari Rabu tidak mungkin menghalangi Korea Utara.
"Rencana Korea Utara untuk melakukan uji coba nuklir berikutnya tidak akan berubah," kata Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara, seperti dikutip dari kantor berita AFP.
"Kemungkinan Pyongyang akan mengolok-olok peluncuran rudal hari ini - terutama karena salah satu peluncuran gagal - dan melanjutkan uji coba nuklir mereka berikutnya, mengingat perubahan undang-undang yang mereka buat tentang penggunaan nuklir pada bulan September."
Editor: Iswara N Raditya