tirto.id - Jumlah pegawai perbankan menyusut dalam 3 tahun terakhir sebagai dampak dari transformasi digital.
Ketua Serikat Pekerja (SP) Danamon, Abdoel Moejib mengatakan, pemotongan jumlah karyawan telah mencapai 6.000 orang.
Oleh karena itu, kata dia, pada pertengahan Januari 2019 lalu jaringan pekerja perbankan Indonesia melayangkan surat ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk berdialog dan mencari jalan keluar atas PHK dalam jumlah besar tersebut.
Sebab, kata dia, ada jalan keluar yang bisa ditempuh oleh perbankan untuk bisa tetap untung di tengah transformasi digital.
Menurut dia, bukan dengan cara mengurangi jumlah karyawan, melainkan dengan memperbaharui kapasitas agar sumber daya manusia bisa untuk pengembangan bisnis jangka panjang.
"Jaringan komunikasi karyawan perbankan sempat mengajukan surat ke OJK sebagai otoritas pengawas jasa keuangan. Tapi yang kami layangkan tidak direspon. Harapan kami sebenarnya ada dialog yang konstruktif," ucapnya saat dihubungi Tirto, Kamis (28/3/2019).
Berdasarkan data yang dihimpun Tirto dari laporan keuangan sejumlah bank, pengurangan karyawan sedang terjadi di sejumlah institusi perbankan.
Bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk juga melakukan hal yang sama meski jumlahnya tak besar.
Pada 2016 jumlah karyawan bank tersebut mencapai 25.073. Kemudian meningkat 1,5 persen pada 2017 menjadi 25.439. Lalu, pada 2018, jumlahnya menyusut 2 persen menjadi 24.941 karyawan.
Bank pelat merah, BNI juga melakukan pengurangan karyawan dengan jumlah cukup signifikan. Pada 2016, karyawan BNI tercatat 28.184 orang. Kemudian pada 2017 jumlahnya jadi 27.209 karyawan. Pada 2018 jumlah karyawan menjadi 27.015 orang.
Pengurangan karyawan terbanyak berada di Bank Danamon. Pada 2016, bank tersebut tercatat memiliki karyawan sebanyak 44.019 orang. Jumlahnya terpangkas dua tahun berikutnya menjadi 36.410 pda 2017 dan 32.299 pada 2018..
Menurut perhitungan Abdoel, pemotongan jumlah karyawan di kantornya terjadi mulai dari bagian front office hingga back office.
"Kalau front liner itu jelas dari teller sampai security-nya. Di back office itu analis akuntan, hampir semua lini dikurangi," tutur dia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali