Menuju konten utama

Pengungsian Aleppo Tertunda Tanpa Alasan Jelas

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pengosongan Aleppo timur, yang dikuasai pemberontak, ditunda pada Rabu tanpa alasan jelas. Hal ini, lanjut mereka, kemudian menghambat perwujudan kesepakatan untuk memulihkan kendali pemerintah di wilayah tersebut.

Pengungsian Aleppo Tertunda Tanpa Alasan Jelas
Warga Suriah yang dievakuasi dari timur distrik Aleppo menumpang bus pemerintah di Aleppo, Suriah, dalam foto yang disediakan oleh SANA, Minggu (27/11). ANTARA FOTO/SANA/Handout via REUTERS.

tirto.id - Pengosongan Aleppo timur, yang dikuasai pemberontak, ditunda pada Rabu tanpa alasan jelas. Hal ini kemudian menghambat perwujudan kesepakatan untuk memulihkan kendali pemerintah di wilayah tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdulrahman, yang mengatakan, kelompok pertama, yang diungsikan sesungguhnya direncanakan untuk berangkat pada pukul 05.00 waktu setempat, namun hingga satu jam kemudian tidak ada yang diberangkatkan.

Saksi Reuters mengatakan tidak ada satu pun bus mengungsikan warga bergerak ke bagian timur kota Aleppo hingga pukul 06.15.

Sejumlah narasumber pada Selasa telah diberikan perkiraan waktu pengungsian yang berbeda. Pihak oposisi mengatakan mereka memperkirakan kelompok pertama, yang berisi warga terluka, untuk meninggalkan tempat itu pada Selasa sore.

Seorang pejabat militer dalam aliansi yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan pengungsian dijadwalkan dimulai pada pukul 05.00 pagi waktu setempat.

Sebelumnya, kesepakatan mengenai gencatan senjata di Aleppo, Suriah, telah dicapai. Gencatan senjata itu dimulai pada hari Selasa pukul 21.00 WIB dan warga serta pemberontak hingga Rabu malam dibolehkan keluar naik bus menuju Idlib, kata sumber pemerintahan Turki pada Selasa.

Sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa berdasarkan kesepakatan, para pemberontak akan diizinkan membawa senjata ringan.

Kesepakatan dicapai setelah perundingan dilangsungkan antara Turki dan Rusia, yang keduanya merupakan penjamin kesepakatan tersebut.

Seorang tokoh pemberontak Suriah Sultan Murad Brigade secara terpisah mengatakan kepada Reuters bahwa bus-bus pertama akan meninggalkan Aleppo pada Selasa malam atau Rabu pagi.

Sementara itu, dari Istanbul dilaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek mencuit pada Selasa, Turki akan mendirikan kota penuh tenda untuk menampung hingga 80.000 pengungsi Suriah yang meninggalkan Aleppo.

Baca juga artikel terkait POLITIK

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara