Menuju konten utama
Pendidikan Sosiologi

Pengertian Masalah Sosial Menurut Soerjono Soekanto & Penyebabnya

Berikut ini adalah penjelasan tentang masalah sosial menurut Soerjono Soekanto serta kriteria dan penyebab yang membuatnya terjadi.

Pengertian Masalah Sosial Menurut Soerjono Soekanto & Penyebabnya
Warga memandang permukiman padat penduduk tepi Sungai Ciliwung di Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (16/7/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - Soerjono Soekanto mendefinisikan masalah sosial sebagai ketidaksesuaian antara beberapa unsur budaya atau masyarakat yang ada di suatu lingkungan sosial. Masalah ini dianggap berbahaya bagi kelompok sosial di lingkungan tersebut.

Berdasarkan catatan Tri Ady Indrawan dalam Modul Sosiologi Kelas 9 (2020, hlm. 3), diungkapkan bahwa masalah sosial memiliki bentuk yang kompleks dan terjadi di macam-macam ranah kehidupan, salah satunya sektor ekonomi.

Contoh rinci dari masalah sosial di antaranya seperti kemiskinan, pengangguran, kesenjangan, dan lain-lain.

Kendati masalah sosial ini dianggap berbahaya untuk suatu kelompok sosial di lingkungannya, namun masalah sosial juga merupakan sesuatu yang tidak dapat dihilangkan dalam kehidupan.

Dengan kata lain, kemunculannya dipastikan terjadi dalam setiap lingkungan sosial.

Menurut catatan Mariatin dalam e-Modul Sosiologi (2019, salindia ke-14), hal tersebut terjadi karena masalah sosial merupakan bentuk akibat dari budaya manusia ketika menjalani kehidupan dengan manusia lainnya.

Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Ahli

Selain Soerjono Soekanto, terdapat beberapa ahli yang menjabarkan definisi tentang masalah sosial. Berikut ini definisi masalah sosial menurut para ahli tersebut.

1. Vincent Parillo Parillo

Vincent Parillo Parillo mendefinisikan masalah sosial dalam beberapa komponen berikut:

  • Masalah mencakup periode tertentu.
  • Berpotensi merugikan fisik atau nonfisik.
  • Melanggar nilai di lingkungan sosialnya.
  • Berpotensi memunculkan perpecahan.

2. Soetomo

Ia menjelaskan masalah sosial sebagai kondisi yang sebenarnya tidak diinginkan oleh mayoritas masyarakat yang ada.

3. Lesli

Menurutnya, masalah sosial dapat diartikan sebagai kondisi yang berpotensi besar menghasilkan kerugian di lingkungan sosial. Oleh karena itu, ia juga menjelaskan bahwa masalah ini tidak diinginkan, tidak disukai, dan perlu diselesaikan.

4. Martin S. Weinberg

Berdasarkan ungkapannya, masalah sosial dianggap sebagai suatu hal yang bertentangan dengan nilai di masyarakat dan seluruh masyarakat setuju untuk menghilangkannya melalui tindakan.

Kriteria dan Penyebab Masalah Sosial Menurut Soerjono Soekanto

Selain menjabarkan pengertian, Soerjono Soekanto juga mengungkapkan bahwa masalah sosial terjadi jika sebuah gejala sosial mencakup ukuran seperti beberapa poin berikut:

  1. Nilai sosial dan tindakan sosial yang terjadi tidak selaras.
  2. Bersumber dari gejala sosial sebelum menjadi masalah.
  3. Terdapat pihak yang menyatakan gejala sosial berdasarkan karakteristik masyarakat yang ada.
  4. Masalah sosial berwujud nyata dan tersembunyi.
  5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial yang ada.
  6. Sistem nilai serta perbaikan sebuah permasalahan sosial.

Terkait penyebabnya, menurut Soerjono Soekanto masalah sosial terjadi karena beberapa sebab, yakni ekonomi, budaya, biologis, dan psikologis. Berikut penjelasannya:

1. Ekonomi

Terjadi saat sebuah kelompok atau individu tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Contoh masalah ini berupa kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial.

2. Budaya

Hal ini terjadi saat pola yang dianut masyarakat heterogen tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Contoh kasus masalah tersebut misalnya gender, konflik antarsuku atau ras, diskriminasi, dan kenakalan remaja.

3. Biologis

Permasalahan ini terjadi ketika ada ketidakselarasan antara lingkungan dengan kondisi fisik masyarakat. Contoh masalahnya adalah HIV-AIDS dan COVID-19.

4. Psikologis

Masalah ini akan terjadi jika pola pikir masyarakat tidak sesuai dengan kehidupan sosial di lingkungannya.

Kasus yang belakangan ini terjadi seperti munculnya raja palsu yang ternyata memiliki pengikut. Hal tersebut tentu hanya diyakini oleh para pengikut karena pikirannya sudah digiring.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Maria Ulfa