tirto.id - Tak lama lagi, perjalanan dengan kereta api dari Jakarta menuju Surabaya, atau sebaliknya, bisa ditempuh dalam waktu lima jam saja. Sebab, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengerjaan proyek kereta api semicepat Jakarta-Surabaya bisa dimulai pada 2018.
"Hasil diskusi terakhir dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, KA Semi-Cepat Jakarta-Surabaya adalah menggunakan jalur eksisting dan bisa dimulai 2018," katanya di Bandara Trunojoyo, Sumenep, Jawa Timur, pada Minggu (8/10/2017) seperti dikutip Antara.
Proyek yang bisa mempersingkat lama perjalanan Jakarta-Surabaya hingga cuma lima jam itu, menurut Budi bisa dikerjakan dengan dana tidak terlampau mahal.
"Proyek ini cepat dan murah, sekaligus menyelesaikan banyak hal seperti persoalan perlintasan sebidang di jalur rel Jakarta-Surabaya sebanyak 800 titik," kata Budi.
Budi memprediksi untuk pembangunan jalur rel kerera api semicepat Jakarta-Semarang butuh waktu selama empat tahun, atau artinya bisa selesai pada 2022.
"Prediksi kami untuk (jalur rek kereta api semicepat) Jakarta-Semarang bisa (selesai) dalam dua tahun, termasuk elektrifikasi di jalur rel ganda yang sudah ada. Kemudian, Semarang-Surabaya dua tahun berikutnya," ujarnya.
Penggarap proyek ini, Budi mengimbuhkan, memasang target, kereta api semicepat itu mampu melaju di perjalanan dengan kecepatan hingga 120 kilometer per-jam. "Untuk sementara Jepang, sanggupnya maksimum 120 km/jam," katanya.
Budi menaksir kebutuhan investasi untuk proyek itu sekitar Rp60 triliun. Biaya itu sudah termasuk sekitar Rp20 triliun untuk pengurusan 800 perlintasan sebidang di jalur kereta api Jakarta-Surabaya.
"Ada penurunan (biaya) dari sebelumnya Rp80 triliun," kata Budi.
Dia menambahkan, khusus untuk pengerjaan mengatasi masalah perlintasan sebidang kereta api, baik yang berupa jalan bawah jembatan atau jalan layang, Kemenhub akan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang juga bertugas menangani hal ini.
"Perkiraan awal, untuk setiap perlintasan sebidang, Rp25 miliar, atau sekitar Rp20 triliun untuk 800 perlintasan sebidang Jakarta-Surabaya,” kata dia. “Lama pembangunan bisa dicicil hingga lima tahun atau lebih."
Berdasar keterangan Menteri Budi, di siaran pers Kemenhub, pada 6 September 2017 lalu, semula ada tiga alternatif untuk pengerjaan proyek kereta api semicepat ini. Ketiganya ialah, menggunakan jalur eksisting, memakai elektrifikasi di dekat eksisting atau melalui jalur baru yang melewati Solo. Tapi, pemakaian jalur eksisting sejak awal memang dianggap lebih layak menjadi prioritas.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom