Menuju konten utama

Pengelola: Mezanin yang Ambruk di Gedung BEI Tak Pernah Dirawat

Director of Cushman & Wakefield Indonesia Farida mengaku sama tidak pernah melakukan perawatan sejak tahun 2012 hingga 2018 ini.

Pengelola: Mezanin yang Ambruk di Gedung BEI Tak Pernah Dirawat
Pekerja memperhatikan kerusakan yang terjadi akibat ambruknya jembatan penghubung di dalam gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (15/1). Sejumlah orang terluka akibat peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Elo

tirto.id - Farida Riyadi selaku pengelola Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan tidak ada perawatan khusus untuk mezanin yang roboh dan menyebabkan puluhan orang luka-luka itu. Menurut Farida, pihaknya hanya memberikan perawatan untuk bagian luar gedung karena sering terkena hujan dan matahari.

"Kalau [mezanin] di dalam gedung memang tidak ada treatment khusus, kecuali mechanical engineering, pengangkut, dan lain-lain Itu pasti ada maintenance berkala," jelas Farida saat memberikan keterangan, Selasa (16/1/2018).

Bahkan, pihaknya sama tidak pernah melakukan perawatan sejak tahun 2012 hingga 2018 ini, termasuk maintenance setelah bencana alam, seperti gempa, juga tidak pernah mendapat perawatan atau pengecekan.

"Untuk maintenance memang tidak ada maintenance treatment khusus kalau kondisi beton di dalam gedung, kecuali berada di luar," tegasnya lagi.

Penyebab Ambruknya Mezanin di Gedung BEI

Farida menjelaskan bahwa proses penyelidikan dari kepolisian di Gedung BEI sudah selesai. Dari sekiranya 6 konsultan pembangunan yang dimintai analisisnya, Farid menjelaskan bahwa struktur yang ambruk merupakan struktur sekunder dan bukanlah struktur utama bangunan.

Penyebab struktur tersebut terjatuh atau rusak pun masih belum diketahui dengan pasti. Namun, berdasarkan analisis konsultan independen yang ditunjuk BEI, kejadian bermula saat struktur sekunder tak kuat menampung muatan yang disanggah oleh mezanin.

"Kegagalan itu dimulai dari kapasitas sambungan penggantung mezanin yang terlampaui," jelas Farida.

BEI

Dari rekaman CCTV, terlihat puluhan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengadakan kunjungan ke Gedung BEI itu jatuh bersamaan dengan ambruknya mezanin. Menurut Farida, selama ini memang tidak pernah ada imbauan mengenai bahaya kelebihan muatan di mezanin tersebut dan situasinya pun terbilang aman.

Farida melanjutkan bahwa kunjungan mahasiswa ini bukan yang pertama kali. Selama kunjungan, baru kali ini mezanin itu roboh. Meski ada batasan muatan, Farid mengaku belum bisa menyampaikan data itu.

"Saya kebetulan tidak pegang datanya dan di situ strukturnya ada (batas muatan/kekuatan), tapi dari pihak struktur tidak menyampaikan," terangnya.

Ia juga enggan memberikan nama kontraktor ataupun penanggungjawab struktur bangunan Gedung BEI terkait mezanin tersebut. Ketika didesak wartawan, baik Polri maupun pihak Cushman & Wakefield tidak menjawab pertanyaan, mereka malah meminta wartawan mengajukan pertanyaan lain.

Tanggapan Dari Pihak Kepolisian

Dalam kesempatan yang sama, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menegaskan bahwa penyelidikan Polri terkait runtuhnya mezanin itu masih akan terus dilakukan dengan cara meneliti sampel dari lokasi.

Polisi pun membawa bongkahan-bongkahan beton dan logam dari lokasi guna yang akan digunakan untuk mengetahui detail penyebab kejadian.

Perihal kapan waktu selesainya penyelidikan Puslabfor Mabes Polri soal sampel tersebut, Setyo tak mau memberikan kepastian. "Untuk Puslabfor, saya tidak bisa memberikan timeline atau deadline berapa lama harus disampaikan karena ini menyangkut pemeriksaan di lab," jelasnya di lokasi yang sama.

Setyo juga masih belum bisa memberikan kepastian soal pemanggilan pihak kontraktor untuk dimintai keterangan. Ia menuturkan bahwa Polri harus meminta keterangan pihak lain terlebih dahulu untuk melengkapi penyelidikan. "Itu tahap kedua," katanya lagi.

Baca juga artikel terkait BEI atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto