Menuju konten utama

Pengamat Takutkan Gejolak Ekonomi di Bawah Trump

Keunggulan calon presiden AS dari partai Republik Donald Trump terhadap lawannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton membuat dunia bersiap-siap untuk menghadapi pukulan di sektor keuangan mengingat banyak dari investor bertaruh pada kemenangan Clinton dan posisi sentra AS di industri keuangan dunia.

Pengamat Takutkan Gejolak Ekonomi di Bawah Trump
Poster telah disiapkan agar dipegang oleh peserta dalam pernyataan pendapat calon presiden Amerika Serikat dari partai Republik Donald Trump di konser amal bertemakan Bollywood yang diadakan Koalisi Hindu Republikan di Edison, New Jersey, Amerika Serikat, Sabtu (15/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst.

tirto.id - Para investor tampaknya harus bersiap-siap untuk menghadapi salah satu mimpi terburuk mereka sepanjang proses pemilihan presiden Amerika Serikat. Mereka yang sebelumnya banyak bertaruh pada kemenangan Clinton, harus menghadapi kenyataan bahwa Trump, kemungkinan besar, akan menjadi Presiden AS periode berikutnya, meneruskan tampuk kepemimpinan Presiden Obama. Skenario yang sangat dihindari oleh mereka.

"Saya pikir kita harus bersiap untuk volatilitas yang luar biasa dan penurunan awal di pasar," kata Timothy Fisher, seorang pengacara pajak berbasis di New York, Amerika Serikat, dan investor dengan tabungan pensiun yang ia investasikan dalam saham dan obligasi, seperti dikutip dari The Guardian.

Trump, menurutnya, tidak akan menjadi presiden yang baik untuk pasar keuangan atau investor - atau untuk ekonomi secara keseluruhan, mengingat pendekatannya yang cenderung menolak untuk berurusan dengan mitra dagang dapat meredam pendapatan ekspor untuk bisnis AS dan melukai Produk Domestik Bruto (PDB) Negara Adi Daya itu.

Fisher dan para ahli investasi serta ekonom lainnya akhir-akhir ini telah menganalisis bagaimana kemenangan Trump akan berarti bagi Amerika Serikat. Dan tanggapan mereka? Pikirkan saja dampak Brexit dan kalikan hal tersebut berlipat-lipat.

"Ini akan menjadi Brexit versi AS," kata Mark Zandi, kepala ekonom Moody's Analytic.

Mengingat bahwa pasar saham sangat tidak menyukai ketidakpastian di atas segalanya, reaksi awal untuk kemenangan Trump - seperti halnya dengan Brexit - adalah terjadinya aksi jual pasar saham. Namun mengingat AS memiliki peran sentral pada industri keuangan di mana sekitar seperempat dari PDB global dan sekitar setengah dari nilai semua saham yang diperdagangkan di dunia adalah perusahaan-perusahaan AS, serta berpindah tangan di bursa saham AS, maka titik awal untuk aksi jual di pasar saham bisa menjadi 10%, dan dari sana situasinya bisa menjadi lebih buruk.

Simon Johnson, ekonom di MIT Sloan School of Management, berpendapat bahwa "kejutan buruk besar" Trump tersebut dapat menyebabkan pasar saham hancur, dan menimbulkan bencana besar. Ia mengatakan, kemenangan Trump mungkin cukup membuat terjadinya resesi global.

"Dalam waktu dekat, saya pikir pemerintahan Trump akan mempengaruhi investasi bisnis dan keputusan perekrutan [pegawai]," kata Zandi, mantan penasihat calon presiden dari Partai Republik John McCain. "Tidak ada yang yakin mengenai keputusan kebijakan spesifik apa yang akan dibuat oleh Trump dan dunia bisnis akan berhenti sampai mereka mendapat kejelasan lebih lanjut. Yang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. "

Dalam jangka panjang, Zandi menambahkan, prospek ekonomi ke depan tergantung pada pilihan apa yang Trump akan lakukan. Dalam bentuk seperti apa sikap anti-imigrasinya akan terwujud? Jika Trump memilih untuk menindaklanjuti semua kebijakannya - mendeportasi imigran gelap, membangun tembok sepanjang perbatasan Meksiko - itu bisa mengecilkan ukuran ekonomi AS atau bahkan memicu perang dagang.

Posisi Trump jelas akan membawa kejutan, entah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kini saatnya semua negara bersiap-siap.

Baca juga artikel terkait PEMILU AS atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara