Menuju konten utama

Pengamat : Harga Telur Tidak Mungkin Bisa Turun dalam 2 Pekan

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas Santosa menjelaskan, harga telur tidak mungkin bisa turun dalam dua pekan ke depan.

Pengamat : Harga Telur Tidak Mungkin Bisa Turun dalam 2 Pekan
Pedagang telur menata telur ayam di salah satu kios di Jakarta, Kamis (2/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menargetkan harga telur akan turun dalam dua pekan ke depan. Hal itu disampaikan saat meninjau harga komoditas pangan di Pasar Cicaheum, Bandung, Jawa Barat.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa menjelaskan, harga telur tidak mungkin bisa turun dalam dua pekan ke depan. Pemasalahan inti dari lonjakan harga telur ada di pakan ternak yang saat ini sudah mengalami lonjakan yang cukup tinggi.

"Telur itu kalau jalan 2 minggu itu belum [turun] ya, kondisinya kan telur ini anomali ya. Sekarang ini harga di Januari ini tinggi Februari sudah drop," jelas dia kepada Tirto, Senin (29/8/2022).

Strategi peternak untuk menutup rugi melalui afkir dini ayam petelur pada Maret 2022 berimbas pada turunnya produksi telur hingga saat ini. Pemerintah dinilai perlu menyelesaikan masalah harga dan stok dari pakan ternak terlebih dahulu baru membahas mengenai produksi dan permasalahan lain.

"Nah September dua minggu lagi, ini kemungkinan besar belum kembali ke titik semula. Harga telur 2022 ini, saya pastikan paling tinggi dibandingkan 8 tahun sebelumnya," kata Dwi.

Dwi menambahkan, biaya produksi ayam petelur mahal karena harga pakan yang tinggi. Misalnya, jagung impor yang sebelumnya hanya Rp2.500 sudah mencapai Rp5.400 per Kg.

"Gandum kan alami lonjakan tinggi 60 persen kan ya, periode pemesanan di Februari sampai April tu harganya sudah tinggi banget ya. Setelah itu memang turun," jelas dia.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang