tirto.id - Ketua Kajian Wiayah Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menilai cara Organisasi Masyarakat (Ormas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang mengadang dakwah ustaz Felix Siauw di Balai Kota DKI Jakarta kurang tepat.
Sebab, menurut dia, ceramah Felix Siauw harus dihadapi dengan cara yang sebanding. "Ya saya kira harus dilakukan dengan cara-cara sebanding [dengan ceramah juga] ya. Seperti kampanye pencerdasan kepada masyarakat yang mungkin menjadi isu yang bertentangan dengan apa yang mereka pahami," ujarnya kepada Tirto, Kamis (27/6/2019).
Di sisi lain, ia juga meminta Banser agar menghadapi dakwah Felix Siauw dengan cara yang lebih demokratis. Sebab, ada aturan yang telah ditetapkan oleh pihak berwajib, seperti aparat kepolisian.
"Jadi jangan sampai ada aksi-aksi pengadangan yang dilakukan kepada ustaz atau penceramah. Saya kira ini tidak sehat untuk demokrasi Indonesia ini," pungkasnya.
Kemudian Machmudi juga meminta kepada masyarakat, meskipun diindikasi sebagai anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)--ormas yang dilarang pemerintah--agar melihat sosok Felix Siauw secara lebih luas lagi. Seperti isi dari ceramah yang disampaikan oleh Felix Siauw tersebut.
"Karena bagaimana pun, ustaz Felix itu tidak ada kaitannya secara resmi sebagai HTI. Kecuali ada pernyataan secara resmi dia bagian dari HTI dan harus mendapatkan izin ketika ceramah, dan sebagainya. Kalau tidak ada, harus ditempatkan seperti ustaz-ustaz lain," terangnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto