Menuju konten utama

Penanganan Darurat Banjir Sukabumi Ditargetkan Rampung 2 Pekan

Pemerintah masih berupaya memulihkan akses menuju lokasi bencana. Pada saat yang sama, penyediaan fasilitas kebutuhan warga terdampak terus ditingkatkan.

Penanganan Darurat Banjir Sukabumi Ditargetkan Rampung 2 Pekan
Sejumlah personel SAR gabungan melakukan pencarian korban bencana longsor di Kampung Cisarakan, Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2024). Komandan Tim Operasi Basarnas Fajar Laksana Ginting menyatakan musibah tanah longsor yang melanda Kampung Cisarakan RT 22/09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (4/12) menyebabkan lima korban jiwa tertimbun longsor, dan kelimanya telah ditemukan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

tirto.id - Bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu menghancurkan berbagai fasilitas umum dan sosial. Pemerintah segera melakukan rekonstruksi agar akses menuju lokasi tidak terisolir.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menargetkan penanganan tanggap darurat di Sukabumi selesai dalam dua pekan.

"Saya sampaikan untuk sementara dua minggu selesai, tetapi kalau untuk permanen ya mungkin butuh waktu, karena harus gambar dulu perencanaannya, butuh lelang dan sebagainya. Tetapi, sementara ini sudah kita tangani semua, baik itu jalan, baik itu sungai, baik itu air minum, dan untuk toilet saya pikir tidak masalah," ujar Diana dikutip dari Antara, Minggu (8/12/2024).

Mobilisasi alat berat telah dilakukan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat Kementerian PU dengan mengerahkan 15 alat berat tersebar di titik-titik penanganan, yakni wheel loader 1 unit, excavator 4 unit, dump truk 3 unit, pick up 1 unit, mini excavator 2 unit, backhoe loader 2 unit, dan self loader 2 unit serta melibatkan sekitar 35 orang tenaga padat karya yang tersebar sepanjang 92 km.

"Untuk penanganan permanen kita sudah hitung-hitung, kita fokus pada penanganan tanggap darurat dulu membuka akses untuk mengalirkan logistik, termasuk tadi yang disampaikan BBM. Kami juga mengimbau pengguna jalan saat ini lalu lintas yang sudah berfungsi bisa digunakan, namun tetap berhati-hati karena kondisi jalan licin pascahujan," terang Diana.

Selain mengerahkan alat berat untuk penanganan jalan dan sungai, Diana mengatakan yang tidak kalah penting adalah pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat terdampak.

Saat ini, Satuan Tugas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat Ditjen Cipta Karya Kementerian PU telah melakukan penilaian kebutuhan sarana dan prasarana (sarpras) yang dibutuhkan sejak 4 Desember 2024 dan mengerahkan memobilisasi sarpras di Posko Yayasan Al Hikmah sebanyak 3 unit toilet portable, 2 unit hidran umum kapasitas 2.000 liter.

Kemudian juga 1 unit biority septictank kapasitas 1.000 liter, 2 unit tenda ukuran 4x3,25 meter, dan 2 unit tenda ukuran 6x12 meter.

Selain itu, juga membantu 100 batang pipa PVC ukuran 8 inci sepanjang 504 meter untuk membantu jaringan distribusi utama (JDU) Perumdam yang terputus dan sudah tidak beroperasi selama 3 hari.

Diana juga mengatakan Sungai Cipalabuhan terjadi pendangkalan, sehingga dilakukan pengerukan sedimen oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU.

"Karena kalau tidak dikeruk ketika hujan turun dengan lebat bisa banjir lagi, dan ini akhir tahun prediksinya sampai Januari akan terjadi hujan yang deras dan intensitas tinggi, sehingga kita antisipasi supaya tidak meluap dan sungai tersebut harus dikeruk," ungkap Diana.

Saat ini, BBWS Citarum telah memobilisasi 1 unit excavator dan dump truck, dan sedang melakukan pengerukan sedimen Sungai Cipalabuhan sepanjang 200 meter, serta pemasangan geobag berbagai ukuran di Sungai Cipalabuhan dengan total panjang sekitar 100 meter untuk penanganan tebing kritis dan luapan sungai.

Selain itu juga telah diturunkan 1 unit mini excavator serta pompa alkon untuk membantu membersihkan 1 unit puskesmas di Pelabuhan Ratu serta mengembalikan aliran Sungai Ciracas yang merupakan anak Sungai Cipalabuhan.

Untuk sungai sungai lainnya akan segera ditangani darurat bersama pemerintah provinsi dan kabupaten setelah akses jalannya bisa dilalui.

Banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Sukabumi pada 4 Desember 2024. Peristiwa ini mengakibatkan 5 orang meninggal, 1 orang dirawat intensif di rumah sakit, dan 1.321 orang mengungsi.

Baca juga artikel terkait LONGSOR SUKABUMI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Fahreza Rizky