tirto.id - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Priyo Budi Santoso mengatakan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto tidak menyiapkan strategi khusus dalam debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini. Termasuk strategi menjebak lawannya, Joko Widodo (Jokowi).
"Landai saja, lurus-lurus saja karena kita tahu Pak Jokowi adalah presiden yang mesti dihormati jadi tidak ada yang bersifat untuk cheating, bersifat untuk menjebak, mencurangi mendegradasi Pak Jokowi enggak ada, kami lurus-lurus saja," ujar Priyo di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Priyo menuturkan sejak kemarin, Prabowo telah menerima berbagai masukan dari Tim Delapan, atau tim di BPN yang mendiskusikan persiapan-persiapan yang harus dilakukan Prabowo dalam debat kali ini.
"Beliau menanyakan soal format debat. Segmen satu seperti apa, segmen dua seperti apa hingga empat, lima perdebatan tarung bebas sudah kita sampaikan kepada beliau," ucap Priyo.
Sekjen Partai Berkarya itu menilai Prabowo akan menguasai debat kali ini dengan tema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional, ideologi serta pemerintahan.
"Prabowo sudah mahir, melakukan debat ya sudah tentu alamiah," tukasnya.
Debat keempat yang digelar pada Sabtu (30/3/2019) kembali akan menjadi arena adu gagasan antara capres Jokowi dan Prabowo. Dipandu oleh Zulfikar Naghi dan Retno Pinasti sebagai moderator, tema debat kali ini adalah ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.
Kedua moderator akan menyampaikan pertanyaan demi pertanyaan untuk kedua capres. Sebagai penyusun pertanyaan itu, terdapat sembilan panelis, yaitu Prof DR Zakiyuddin, M.Ag (Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga), Dr Erwan Agus Purwanto M Si (Dekan Fisip Universitas Gadjah Mada), Dr J Haryatmoko SJ (akademisi/ pengajar fakultas teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), dan Dr Valina Singka Subekti M Si (akademisi/ pengajar departemen ilmu politik, Fisip UI).
Selain mereka, panelis lain adalah Dadang Tri Sasongko (Sekjen Transparency International Indonesia), Al Araf (Direktur Eksekutif Imparsial), Drs I Basis Eko Soesilo MA (akademisi/ pengajar HI Fisip Unair dan Direktur Centre for Strategic and Global Studies/CSGS), Dr Ir Apolo Safanpo ST MT (Rektor Universitas Cenderawasih), dan Dr Kusnanto Anggoro (akademisi/ pengajar Fisip UI).
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri