tirto.id - Pelajar di Kabupaten Natuna diminta agar tidak diliburkan terkait dengan karantina ratusan WNI dari Wuhan di wilayah tersebut.
Menurut Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, hal tersebut tak perlu dilakukan karena WNI yang dikarantina dalam kondisi sehat sehingga tidak perlu merasa khawatir yang berlebihan.
Kabid Pengelolaan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informasi Kepri, Iskandar Zulkarnaen, di Tanjungpinang, pada Senin (3/2/2020), mengatakan permintaan tersebut menyusul adanya surat dari Mendagri agar Pemkab Natuna menarik surat edaran tentang libur sekolah.
"Kemendagri menegaskan libur sekolah selama 14 hari menyebabkan proses belajar-mengajar terganggu," kata Iskandar yang juga Humas Tim Gerak Cepat Penanggulangan Penyakit Berpotensi Wabah dan Kejadian Luar Biasa Kepri.
Dia mengemukakan proses belajar-mengajar di Natuna harus berjalan seperti biasa. WNI yang dikarantina selama 14 hari di Natuna dipastikan tidak akan mempengaruhi dunia pendidikan, dan mengganggu kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
"Mereka dalam kondisi sehat, dan membutuhkan bantuan agar bisa kembali ke daerahnya. Kita seharusnya menyambut mereka dengan gembira karena dalam kondisi sehat," katanya.
Pemerintah telah menerapkan sistem cegah tangkal terhadap virus corona berstandar WHO. Selain itu, pemeriksaan kesehatan terhadap WNI dari Wuhan juga berlapis dimulai dari Cina. "Di Batam dan Natuna juga dilaksanakan pemeriksaan berlapis," ucapnya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono di Kementerian Kesehatan Jakarta, pada Senin (3/2/2020) mengatakan, WNI yang dipulangkan dari Provinsi Hubei Cina dan sedang menjalani obeservasi di Natuna.
Ia mengatakan, mereka melakukan pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali sehari sebagai bagian dari proses karantina kesehatan sesuai standar kesehatan dunia.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Ahad (2/2) malam dan pagi hari ini seluruh WNI dinyatakan sehat.
"Sampai tadi malam jam 23.00 dilaporkan semua dalam keadaan baik. Hari ini sedang dilakukan proses pengukuran suhu setelah mereka melakukan olahraga dan sarapan," kata Anung.
Sebanyak 238 WNI yang dilakukan evakuasi dari Hubei Cina ditempatkan di hangar yang sudah disiapkan dengan modifikasi tertentu ditempatkan di 10 tenda, tujuh kamar secara terpisah, laki-laki dan perempuan dipisahkan.
Selain itu sebanyak 27 anggota tim penjemput lainnya di luar tenaga kesehatan yaitu lima anggota tim advance dari Kemlu RI dan 15 kru Batik Air ditempatkan terpisah tidak di dalam satu kompleks hanggar, namun tetap di dalam ring satu wilayah karantina yang aksesnya dibatasi dari lingkungan luar.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH