tirto.id -
"Kami merencanakan mengadakan buka puasa bagi warga kurang mampu di 223 RW yang masuk kategori padat, kumuh, miskin," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Program yang akan dimulai Kamis, 17 Mei 2018, itu disahkan melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara Pemprov dengan Dompet Dhuafa dan ACT pagi tadi.
Anies berharap program tersebut dapat diteruskan dan menjadi gerakan yang berkelanjutan di masyarakat. Pemerintah, dalam hal ini, hanya menjadi fasilitator, sementara semua dana serta persiapannya akan dilakukan oleh masyarakat.
Makanan untuk berbuka puasa pun bisa disiapkan sendiri oleh warga dengan membuka dapur-dapur umum di dekat masjid selama puasa.
"Kami menjadikan bulan Ramadhan ini menjadi satu awalan. Sejak kita mulai bertugas, kita selalu mendorong agar lebih banyak lagi kegiatan yang kita kerjakan bersama-sama antara pemerintah dengan masyarakat," kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.
Selain itu, ujar Anies, pemerintah harus terlibat untuk memberikan alternatif bagi masyarakat untuk berbuka puasa. Sebab, kerap kali rumah-rumah makan cepat saji dan restoran di Jakarta sudah penuh menjelang dan setelah maghrib.
Dengan adanya program ini, masyarakat bisa berbuka puasa bersama dengan warga lainnya yang berada di kampung-kampung di Jakarta sekaligus memberikan donasi agar kepada warga miskin dan kurang mampu di Jakarta.
Menurutnya, hal ini juga dilakukan agar kelas menengah terlibat untuk mengatasi masalah ketimpangan yang ada di Jakarta.
"Ketimpangan itu artinya ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang terdidik, ada yang belum terdidik. Ada yang sudah bekerja, ada yang tidak bekerja. Tapi juga ketimpangan itu ada restoran yang fully booked 30 hari dan ada masyarakat yang kekurangan untuk bisa berbuka puasa. Itu juga ketimpangan," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yulaika Ramadhani