Menuju konten utama

Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi Jak-Track untuk Tangani HIV/AIDS

Pemprov DKI luncurkan tiga aplikasi untuk mendukung layanan kesehatan di ibu kota, yakni aplikasi Jak-Track untuk menanggulangi HIV/AIDS di DKI Jakarta, DBDKlim untuk mengantisipasi DBD, dan aplikasi E-Jiwa untuk mendeteksi masalah kejiwaan secara dini.

Pemprov DKI Luncurkan Aplikasi Jak-Track untuk Tangani HIV/AIDS
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. FOTO/Andrey Gromico

tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan tiga aplikasi untuk mendukung layanan kesehatan di ibu kota. Salah satunya adalah aplikasi Jak-Track untuk menanggulangi HIV/AIDS di DKI Jakarta,

Dua aplikasi lainnya adalah DBDKlim untuk mengantisipasi demam berdarah dengue (DBD), dan aplikasi E-Jiwa untuk mendeteksi masalah kejiwaan secara dini.

“Di ibukota, Dinas Kesehatan DKI Jakarta harus melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (30/1/2019).

Lebih lanjut, Anies menegaskan bahwa permasalahan kesehatan di DKI Jakarta terus membutuhkan terobosan guna memunculkan solusi baru, sehingga tidak hanya dilakukan pemerintah provinsi, tapi upaya tersebut juga perlu untuk dikerjakan bersama pihak-pihak swasta di luar pemerintahan.

Adapun aplikasi Jak-Track dibuat untuk dapat memperoleh informasi yang terintegrasi terkait HIV/AIDS di Jakarta. Sistem informasi tersebut dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dapat menjangkau lebih banyak pengidap HIV/AIDS sehingga penangannya bisa lebih optimal.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menilai, pengidap HIV/AIDS masih kerap mengalami diskriminasi dan memperoleh stigma negatif. Oleh karena itu, aplikasi Jak-Track diharapkan bisa memberikan perasaan lebih aman bagi para pengidap untuk mengakses pengobatan.

“Kalau pemerintah hanya diam dan menunggu, tidak bisa selesai. Harus adanya jemput bola sehingga mampu menjangkau yang belum. Melalui aplikasi ini kami mencoba untuk menghubungkannya dengan tim kami di puskesmas-puskesmas,” kata Widyastuti.

Lalu untuk DBDKlim, Widyastuti mengklaim pemerintah provinsi turut bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui intensitas curah hujan dan kelembaban sejumlah kawasan di DKI Jakarta. Dengan adanya informasi tersebut, kejadian DBD dapat terprediksi sehingga antisipasinya bisa dilakukan sedini mungkin.

Sementara itu dengan aplikasi E-Jiwa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkeinginan untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif terhadap kesehatan jiwa. Adapun aplikasi berbasis android ini telah diuji coba oleh tim di puskesmas yang berada di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Dengan menjawab 29 pertanyaan singkat terkait gangguan perasaan, NAPZA, gejala psikotik, dan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), hasilnya nanti dapat secara otomatis menampilkan status kesehatan jiwa seseorang.

“Melalui aplikasi ini, tim turun ke lapangan, melakukan identifikasi dan memberikan intervensi serta mendampingi [pengidap gangguan jiwa],” ucap Widyastuti.

Baca juga artikel terkait HIV atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno