tirto.id - Terkait program Indonesia Bebas Prostitusi 2019, Pemerintahan Kota (Pemkot) Lubuklinggau, Sumatera Selatan, sedang mengkaji relokasi pekerja seks komersial (PSK) di Kelurahan Sumberagung, Patok Besi, Kota Lubuklinggau. Pemkot Lubuklinggau mengaku perlu perlu perencanaan matang untuk merelokasi para PSK di wilayahnya.
"Kalau di Kalijodoh Pemprov DKI sudah merencanakan sejak tiga tahun lalu, sedangkan perelokasian PSK di wilayah Patok Besi, Kota Lubuklinggau belum ada sama sekali," ucap Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe, Jumat (26/2/2015).
Prana mengatakan penanganan protitusi tak boleh gegabah dan meniru relokasi Kalijodo di Jakarta, hal itu akan banyak sekali perbedaan terutama waktu perencanaan dan kesiapan pemerintah daerah mencarikan eks tenaga PSK pekerjaan baru.
Prana mencontohkan, masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Kalijodo sudah tersedia rumah relokasi rumah susun sederhana sewa (Rusunawa), kemudian warganya bisa bekerja di Pabrik Garmen sesuai dengan yang direncanakan.
Dari segi bantuan, kata Prana, PSK Kalijodo langsung mendapat bantuan Menteri Sosial, disiapkan pabrik garmen sebagai pengalihan pekerjaan ditambah dengan anggaran keamanan yang besar, sehingga cukup meminimalkan masalah relokasi tersebut.
Oleh karena itu, Prana mengatakan, "Kita jangan gegabah dalam hal merelokasi lokasi PSK itu, berbeda jauh dengan perelokasian di Sungai Kalijodo, Jakarta tersebut sudah dilakukan secara komprehensif dan direncanakan sejak beberapa tahun lalu melalui perencanaan matang dan terkoordinir dengan baik."
"Kalau perelokasian tanpa melalui perencanaan yang matang dan komrehensif kita khawatir virus tersebut tidak hanya di satu tempat, tetapi menyebar dimana-mana dan lebih meresahkan," tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Lubuklinggau H Rodi Wijaya mengatakan bawah solusi atas permasalahan prostitusi itu memang sulit tapi harus tetap ditindaklanjuti.
Karena itu Rodi menghimbau sebaiknya keberadaan lokalisasi di kawasan Patok Besi itu harus direlokasi agar penyakit seks menular tidak menyebar, karena lokasi sudah berada dalam kawasan kota Lubuklinggau.
"Tahap awal lebih tepat melakukan pembinaan dari pada relokasi, apa lagi pemerintah kota belum siap untuk memberikan solusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan kepada para pekerja dilokalisasi itu," tuturnya.