tirto.id - Pemimpin ISIS muncul untuk pertama kalinya selama 5 tahun dalam sebuah video propaganda yang dirilis oleh kelompok ekstrimis pada Senin (29/4/2019).
Dalam video tersebut, pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi menyadari kekalahan kelompoknya di wilayah Suriah bulan lalu, dikutip dari Associated Press.
Al-Baghdadi juga mengklaim bahwa pemboman pada Hari Raya Paskah di Sri Lanka yang menewaskan 250-an orang adalah bagian dari balas dendam yang menunggu Barat.
Keberadaan Abu Bakr al-Baghdadi masih menjadi misteri hingga sekarang. Banyak asistennya telah terbunuh, dan dia kini bersama-sama anggota ISIS lainnya bersembunyi dari kejaran pasukan koalisi internasional.
Video tersebut, yang dirilis oleh kelompok ekstrimis, al-Furqan, menunjukkan al-Baghdadi dengan jenggot tebal yang hampir beruban, mengenakan jubbah hitam dan sorban krem.
Al-Baghdadi duduk di lantai dan sebuah senapan AK-74 bersandar di sampingya. Di seberangnya, tiga orang pria dengan wajah ditutup dan tidak ditampakkan dalam video tersebut.
Video tersebut adalah kemunculan pertama kalinya setelah kemunculan al-Baghdadi terakhir pada 2014 di Masjid al-Nuri,kota Mosul, Iraq untuk menyampaikan khotbah.
Sejak saat itu, ISIS hanya merilis video berisi pesan dari al-Baghdadi, dan tidak menunjukkan al-Baghdadi sendiri. ISIS telah kehilangan teritori peraknya di seluruh wilayah Suriah, dan terakhir di Baghouz. ISIS kalah dari pasukan koalisi AS-Suriah.
Al-Baghdadi mengatakan bahwa pertemuran di Baghouz adalah barbarisme dan kebrutalan Barat dan kebenaran, keteguhan, dan ketahanan bangsa Islam. Ia juga menambahkan bahwa pejuang yang masih ada akan membalas perjuangan para pejuang yang gugur di medan pertempuran.
Al-Baghdadi juga menyerukan serangan spesifik untuk memfokuskan serangan di Perancis. Dia juga menyebut beberapa kejadian yang sedang terjadi di dunia, seperti terpilihnya Benjamin Netanyahu memenangkan pemilihan di Israel dan jatuhnya diktator Abdelaziz Bouteflika dan Omar al-Bashir di Algeria dan Sudan.
Yang paling menonjol, dia memuji serangan Sri Lanka yang terjadi baru-baru ini dan menyebut bahwa perbuatan tersebut menyenangkan hati umat Muslim, dan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari balas dendam yang menanti para pejuang salib dan pengikutnya.
ISIS mendeklarasikan bahwa mereka bertanggung jawab atas pemboman yang terjadi di Gereja dan Hotel Sri Lanka minggu lalu, dengan jalan bom bunuh diri melalui video tersebut.
Dimana dan kapan video tersebut direkam tidak jelas, dan al-Baghdadi nampak dalam keadaan sehat, meskipun dia berbicara dengan lirih dan terbata-bata. Dia menyombongkan bahwa kelompoknya melakukan 92 serangan balas dendam atas kehilangan teritori di Suriah, termasuk penyerangan Sri Lanka, Libia, dan Saudi Arabia tanpa menawarkan bukti konkrit atas klaimnya.
PBB mengatakan pada 2016 bahwa paling tidak 34 kelompok dari seluruh dunia menetapkan diri menjadi aliansi kelompok tersebut. Judit Neurick, jurnalis dan penulis “The War of ISIS: On The Road to the Caliphate”, mengatakan bahwa video tersebut mengirimkan pesan penting kepada ISIS bahwa al-Baghdadi masih menjadi kepala kelompok.
“ISIS ingin menunjukkan kepada Sri Lanka bagaimana mereka akan bertindak, mereka akan kemana saja, tidak lagi Irak dan Suriah, namun banyak tempat-tempat lainnya harus waspada terhadap mereka, semua orang dalam kelompok mereka akan menyerang banyak tempat, bahwa jihad global adalah kenyataan,” kata Neurik seperti dikutip Aljazeera.
Nader Hashemi dari Universitas Denver mengatakan al-Baghdadi mencoba menjadikan penyerangan di Sri Lanka untuk menarik perhatian bahwa serangan ISIS tetap berlanjut, meskipun wilayahnya telah hilang di Timur Tengah.
“Ini juga hal yang memaluan bagi pemerintahan Donald Trump. Beberapa minggu sebelumnya, Trump mengklaim “misi berhasil” dan “perang telah usai”. Video ini dengan jelas mengirimkan pesan kepada orang Amerika dan Trump secara umum, bahwa pemimpin organisasi tersebut masih sangat bergairah,” ujarnya.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora