Menuju konten utama

Pemimpin Bisnis Digital Inggris Menentang "Brexit"

Survei Tech City UK pada menunjukkan, 70 persen dari para pemimpin bisnis digital menentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Pemimpin Bisnis Digital Inggris Menentang
Bisnis online atau e-Commerce. Foto/Shutterstock.

tirto.id - Survei Tech City United Kingdom (UK), sebuah lembaga advokasi teknologi digital, menunjukkan, sebanyak 70 persen dari para pemimpin bisnis digital Inggris menentang keluarnya Negeri Ratu Elizabeth itu dari Uni Eropa, atau yang biasa dikenal dengan istilah Brexit (British Exit).

Berdasarkan survei itu, alasan utama para pemimpin teknologi digital ingin mempertahankan keanggotaan Inggris di Uni Eropa adalah karena kemudahan akses negara tersebut ke pasar global akan jauh lebih besar.

Selain itu, kemudahan merekrut staf yang berkualitas sesuai kebutuhan juga menjadi salah satu poin penting. Keanggotaan Uni Eropa memungkinkan bisnis Inggris untuk merekrut warga negara Uni Eropa tanpa perlu mendapatkan izin tinggal atau izin kerja.

Kepala Eksekutif Tech City UK Gerard Grech, mengatakan, keanggotaan Inggris di Uni Eropa bagi para pendiri perusahaan-perusahaan digital adalah sebuah keuntungan besar untuk dapat merekrut dengan mudah para pekerja dari di 28 negara-negara anggota.

Alasan utama berikutnya adalah bahwa para pemimpin bisnis digital percaya Inggris akan menjadi tempat yang kurang menarik bagi perusahaan teknologi internasional jika berada di luar keanggotaan Uni Eropa.

Pejabat Eksekutif Tertinggi (CEO) Bloom & Wild, Aron Gelbard, yang baru merintis bisnis online pengiriman bunga, mendukung Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa.

"Seperti banyak pengusaha, saya mendukung Inggris tetap di Uni Eropa. Pasar domestik Inggris terbatas jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Cina, dan ini menempatkan batasan skala ketika ingin membangun sebuah bisnis di Inggris," kata Aron, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat, (29/4/2016).

"Akses yang mudah ke pasar Eropa dapat meningkatkan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan Inggris untuk meningkatkan skala bisnis dan bersaing di tingkat global dengan rekan-rekan kami yang berbasis di, misalnya, di AS," lanjut Aron.

Para pemilih Inggris akan memutuskan pada 23 Juni dalam sebuah referendum apakah mereka ingin tetap di Uni Eropa, atau mengakhiri keanggotaannya sejak 43 tahun lalu itu. (ANT)

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora