tirto.id - Pemilihan Presiden di Turki telah berlangsung pada 14 Mei 2023. Hasilnya, calon petahana Recep Tayyip Erdogan unggul dengan mengantongi 49,51 persen atau 26.482.577 suara. Meski sudah unggul, Erdogan belum dinyatakan memenangkan Pemilu.
Pasalnya, penentuan kemenangan ada pada putaran kedua. Pasalnya, kemenangan dalam pemilihan presiden di Turki harus melebihi ambang batas, yakni 50 persen. Sedangkan perolehan suara Erdogan tidak mencapai itu.
Pesaing ketat Erdogan adalah Kemal Kilicdaroglu. Ia merupakan lawan yang mendapatkan suara terbanyak kedua. Kemal mendapatkan suara sebanyak 24.150.160 atau sebesar 44,88 persen.
Dua kandidat lainnya, yakni Sinan Ogan memperoleh suara 5,17 persen atau 2.810.193 suara. Kemudian, Muharrem Ince dengan 0,43 persen atau 230.136. Namun, Ince sudah mengundurkan diri dari pemilihan presiden pada Kamis, 11 Mei 2023, meskipun namanya masih tercantum di kotak suara.
Dalam laporanBBC, dengan hasil Pemilu di Turki pada 14 Mei 2023, maka putaran kedua akan menjadi penentu dalam memenangkan Pemilu yang akan berlangsung pada 28 Mei 2023.
Update Pemilu di Turki
Pemilihan Presiden putaran kedua di Turki pada 28 Mei 2023 akan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya. Apakah Recep Tayyip Erdoğan atau Kemal Kılıçdaroğlu?
Dalam laporan BBC, banyak jajak pendapat menunjukkan bahwa rival Erdogan akan memenangkan putaran pertama. Sebab, pihak oposisi dipandang memiliki peluang terbaik sejauh ini. Meski dalam putaran pertama Kilicdaroglu masih kalah suara dengan Erdogan.
Dilansir dari Aljazeera, Kilicdaroglu menggalang aliansi partai-partai yang berseberangan dengan Erdogan dan menawarkan penghentian inflasi yang melonjak dan sistem kepresidenan yang sangat berkuasa dari Erdogan.
Dengan tawaran tersebut, banyak partai-partai di Turki bersedia bergabung ke dalam aliansi untuk memenangkan Kilicdaroglu.
"Kami pasti akan menang di putaran kedua," kata Ahmet Yener mengutipBBC.
Dukungan dari para pemilih Sinan Ogan, calon lain yang tersingkir di putaran pertama, akan sangat penting.
Pasalnya, Presiden Erdogan dan pemimpin oposisi Kilicdaroglu harus melewati angka 50 persen yang dibutuhkan untuk menang.
"Saat ini, kami tidak mengatakan bahwa kami akan mendukung ini atau itu," ujar Ogan.
Masih dalam laporan Aljazeera, setelah pemilihan umum hari Minggu, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya telah menunjukkan bahwa mereka memiliki budaya demokrasi yang maju.
"Dengan kedewasaan yang ditunjukkannya kemarin, Turki telah menunjukkan bahwa negara ini adalah salah satu negara dengan budaya demokrasi paling maju di dunia," kata Erdogan.
Begitu juga Pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP), Devlet Bahçeli. Dia mengatakan bahwa bangsa Turki telah memberikan pelajaran kepada seluruh dunia mengenai demokrasi.
"Bangsa Turki memberikan dukungan yang kuat dan spektakuler kepada sistem pemerintahan presidensial pada 14 Mei. Hal ini juga memperkuat semangat persatuan dan solidaritas nasional," pungkas Devlet Bahçeli.
Penulis: Sulthoni
Editor: Alexander Haryanto