Menuju konten utama

Pemerintah Targetkan Devisa Operasional Kilang TPPI Rp56 Triliun

Presiden Jokowi menargetkan operasional kilang milik Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dapat menghemat devisa negara sebanyak 4,9 miliar dolar AS atau Rp56 triliun.

Pemerintah Targetkan Devisa Operasional Kilang TPPI Rp56 Triliun
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri) di Pantai Gandoriah, Kota Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (14/12/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan operasional kilang milik Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dapat menghemat devisa negara sebanyak 4,9 miliar dolar AS atau Rp56 triliun. Ia pun meminta Menteri BUMN dan Pertamina untuk segera menyelesaikan pembangunan kilang itu dalam 3 tahun.

“Ini yang sering saya sampaikan bolak-balik di dalam rapat-rapat terbatas, rapat paripurna, rapat dengan kepala daerah, ya ini. Substitusi produk-produk impor ya ini, salah satunya adalah petrokimia,” ucap Jokowi seperti dikutip dari setkab.go.id, Minggu (22/12/2019).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan penghematan sejumlah besar devisa itu dimungkinkan karena Pertamina disebut telah memiliki saham mayoritas TPPI.

“Yang Bapak Presiden [Joko Widodo] concern, salah satunya hari ini Jumat (20/12/2019) sudah diselesaikan konversi saham Pertamina di TPPI. Penguasaan Pertamina sudah 80 persen,” ucap Airlangga dalam bincang media di kantornya, Jumat (21/12/2019).

Airlangga mengatakan penguasaan 80 persen saham ini memungkinkan Pertamina mengendalikan dan mengarahkan perusahaan itu. Salah satunya untuk memproduksi bahan kimia penting seperti parasilin yang perkiraannya dapat menghemat 700 juta dolar AS sampai 1,2 miliar dolar AS atau setara maksimal Rp 16,77 triliun per tahun.

Di samping parasilin, masih ada produk lain yang bisa dibuat. Antara lain orthoxylene, benzene, toluene, heavy aromatic, dan juga penghasil BBM premium, pertamax, elpiji, solar, kerosene.

“Kalau hari ini kapasitas untuk produksi petrokimianya juga masih terbatas. Seperti parasilin masih 700.000 barrel per hari, tentu penghematan mulai dari 700 juta dolar AS sampai sampai 1,2 miliar dolar AS tergantung pada harga," ucap Airlangga.

Direktur Utama PT Pertamina memastikan penguasaan saham mayoritas ini akan menguntungkan. Pasalnya peluang pasar bisnis petrokimia di Indonesia sekitar Rp 40-50 triliun per tahun. Lalu bisnis petrokimia memiliki margin lebih tinggi dari hanya BBM.

Pertamina, katanya, akan mengembangkan kilang milik PT TPPI di Tuban, Jawa Timur sebagai industri petrokimia terintegrasi. Nicke menyebut kilang milik PT TPPI ini nantinya bisa digunakan secara fleksibel. Baik untuk petrokimia maupun untuk mogas alias BBM sesuai permintaan.

Nantinya, Pertamina akan mengembangkan pembangunan pabrik baru serta melanjutkan pembangunan kompleks olefin dan polyolefin di kawasan kilang TPPI di Tuban.

"Pembangunan kompleks industri Petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, karena sesuai dengan tren bisnis masa depan," ujar Nicke dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/12/2019).

Baca juga artikel terkait KILANG TUBAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri