tirto.id - Pemerintah akan memperketat pemeriksaan terhadap warga negara asing (WNA) dari 4 negara yang menjadi episentrum baru dalam wabah virus Corona atau COVID-19. Keempat negara di luar Cina ini antara lain: Iran, Jepang, Korea Selatan, dan Italia.
Meski demikian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah belum berencana untuk melarang penerbangan. Saat ini, pemerintah hanya memberlakukan status waspada kepada empat negara yang menjadi episentrum baru COVID-19.
“Kami sedang mempelajari rekomendasi. Rekomendasi belum ada yang berubah, hanya waspada. 4 daerah itu hanya kita berikan pengawasan khusus bagi penumpang-penumpangnya,” kata Budi Karya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).
Budi mengatakan, pengawasan khusus akan berlangsung di seluruh bandara. Para WNA dari keempat negara harus diperiksa lewat jalur khusus. Kemudian, pemerintah memeriksa kesehatan di jalur tersebut.
"Jalur khusus terus discanner terus ada karantina apabila ada yang panas atau pilek," kata Budi.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pengetatan pemeriksaan kesehatan di pintu masuk dilakukan setelah kementerian dan lembaga bersama Kantor Staf Kepresidenan selesai menyusun protokol kesehatan penanganan virus Corona.
"Tadi protokol perlakuan diborder, tadi juga imigrasi juga sudah kita tekankan bagimana perlakuan-perlakuan terhadap 4 negara setelah Cina, episentrum baru,” kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, para WNI yang berasal dari keempat negara tersebut juga akan diperiksa oleh petugas bandara sebelum memasuki Indonesia.
"Kalau standar-standarnya ngikutin negara lain, harus ada. Healty body, ada suhu badan," kata Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini menerangkan, pemerintah juga akan memeriksa apakah para WNA dari keempat negara tersebut memiliki sertifikat kesehatan atau tidak.
Sertifikat tersebut dalam pandangan Moeldoko seperti surat dari otoritas kesehatan, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak dalam keadaan sakit, selama kurun waktu sekian hari.
Kemudian, pemerintah juga akan memeriksa riwayat perjalanan selama di luar negeri. Data tersebut kemudian akan menelusuri hubungan dan aktivitas di luar negeri.
"Seperti korban itu kan [korban virus Corona pertama di Depok] berhubungan orang Jepang. Orang Jepang ini kan sebelumnya ditracking dulu. Story travelnya itu seperti apa, itu diikutin terus. Nanti pengaruhnya kepada kanan kirinya seperti apa. Survei trackingnya seperti apa," kata Moeldoko.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz