tirto.id - Pemerintah memutuskan melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton menjelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Kebijakan itu diambil demi memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang sudah menipis pada akhir tahun.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan telah memberi izin impor tersebut.
"Tadi Pak Mendag sudah siap-siap untuk melakukan impor beras 500 ribu ton sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan Nataru nanti," ujar Muhadjir di acara Media Gathering, Malang, Jawa Timur, Sabtu (17/12/2022).
Selain beras, pemerintah juga mewaspadai ancaman kelangkaan empat komoditas lain seperti kedelai hingga cabe merah. Karena itu, pemerintah akan mengambil langkah untuk menjamin kelancaran Nataru 2022.
Dalam keterangan terpisah, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan 500 ribu ton beras yang akan diimpor itu masuk secara bertahap sampai Februari 2023 atau sebelum panen raya. Zulhas, sapaan akrabnya, membenarkan bahwa stok beras nasional menipis jelang akhir tahun.
"Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup, tetapi beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok Bulog untuk operasi pasar makin berkurang, sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri untuk meredam kenaikan harga beras ini," kata Zulhas dikutip dari Antara.
Sementara Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menegaskan impor beras ini bukan keinginan Bulog, melainkan hasil keputusan rakortas yang dihadiri berbagai pemangku kebijakan.
"Jika diperlukan beras impor ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru sehingga tidak ada gejolak harga," jelas Arief.
Pada tahap pertama, sebanyak 200 ribu ton beras impor akan masuk Indonesia hingga akhir 2022. Komoditas utama masyarakat itu tiba di tanah air melalui 14 titik pelabuhan. Kemudian sisanya sebesar 300 ribu ton akan direalisasikan tahun depan.
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Gilang Ramadhan