tirto.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan tata kelola dan intrumen pengelolaan ruang laut akan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intellegent (AI) pada 2024. Hal itu guna merespons tantangan pada sektor kelautan yang terus berkembang.
"Penting bagi kita memiliki tata kelola dan intrumen pengelolaan ruang laut yang tangguh dan dapat diandalkan, intrumen yang mampu memonitor dan mengukur integritas ekologi untuk mendukung ekonomi maritim yang berkelanjutan," kata Trenggono saat menghadiri acara Marine Spatial Planning and Expo Service, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
"Merespons tantangan tersebut, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mengembangkan dua tools atau perangkat kunci bagi pengelolaan ruang laut yaitu ocean big data dan ocean accounting," lanjutnya.
Trenggono menuturkan ocean big data akan dibangun melalui perangkat teknologi di pesisir, laut, dan udara. Ada pula digunakannya radar, sensor-sensor, dan satelit yang mengukur kualitas perairan dan laut untuk memetakan kondisi di laut dan habitat sekitar.
Selain itu, sebanyak 20 nano satelit rencananya diluncurkan dan mulai dioperasikan pada 2024.
"Berdasarkan teknologi tersebut dan artificial intelegent maka ocean big data akan terwujud serta kondisi pesisir dan laut akan ter-update secara regular yang menjadi decision support system dalam membantu pengelolaan dan pemantauan sumber daya ekosistem pesisir serta laut secara berkelanjutan," kata Trenggono.
Untuk mendukung tata kelola kelautan, ocean big data selanjutnya akan digunakan menjadi data masukan untuk perangkat kedua yaitu ocean accounting.
Ocean accounting, kata Trenggono, merupakan sistem data spasial dan non-spasial yang terintegrasi serta mampu memberikan informasi kekayaan laut Indonesia beserta perubahan-perubahan dalam kurun waktu tertentu akibat interaksi dengan kegiatan ekonomi.
"Hal ini guna mengukur setiap kegiatan pemanfaatan ruang laut, pencemaran, dan kerusakan dengan upaya untuk konservasi, rehabilitasi, dan restorasi sebagai penambah kekayaan laut Indonesia," ujarnya.
Trenggono berharap semua pihak dapat memanfaatkan ocean big data dan ocean accounting untuk kepentingan pemanfaatan ruang laut dan memberdayakan ekonomi sektor kelautan.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Bayu Septianto