Menuju konten utama

Pemerintah akan Bahas Lelang Blok Corridor pada September 2018

Pembahasan mengenai lelang Blok Corridor akan dilakukan oleh pemerintah pada bulan depan.

Pemerintah akan Bahas Lelang Blok Corridor pada September 2018
Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar didampingi Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial dan Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi saat memberikan keterangan pers tentang pengumuman penetapan pengelolaan blok migas Rokan di Ruang Sarula, Gedung Kementerian ESDM, pada Selasa (31/7/2018). ANTARA FOTO/HO/Humas Kementerian ESDM/Yustinus Agyl Kurniawan.

tirto.id - Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar menyatakan pemerintah baru akan membahas lelang Blok Corridor pada bulan September 2018. Blok Corridor merupakan salah satu blok migas yang akan habis masa kontraknya pada akhir 2023.

Menurut Archandra, jadwal pembahasan lelang Blok Corridor tersebut sesuai dengan rancangan program kerja Kementerian ESDM yang sudah disusun untuk tahun ini.

"Blok terminasi untuk 2023 baru kita akan bahas bulan depan [September]. Jadi [sampai saat ini] belum ada pembahasan untuk Blok Corridor. Mungkin kalau di SKK Migas sudah ada yang bicara," ujar Archandra di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Jumat (10/8/2018).

Blok Corridor terletak di Kabupaten Muba, Sumatera Selatan. Blok ini memiliki luas wilayah kerja mencapai 872 mil persegi. Blok ini merupakan penyumbang produksi gas terbesar ketiga di Indonesia.

Produksi gas lapangan Grissik Blok Corridor pada semester I/2018 tercatat mencapai 841 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Angka produksi itu melebihi target SKK Migas, yang mematok produksi gas Blok Corriodor dalam APBN 2018 sebesar 810 MMSCFD.

Di blok tersebut, ConocoPhilips memiliki hak kelola 54 persen dan menjadi operator. Selain itu, ada porsi kepemilikan PT Pertamina sebesar 10 persen dan Repsol Energy 36 persen.

PT Pertamina (Persero) dikabarkan berminat mengambilalih Blok Corridor. Pertamina telah meminta izin mengakses data (open data) Blok Corridor ke Direktorat Jenderal Migas, Kementerian ESDM.

Menurut Archandra, jika BUMN itu berminat mengambialih Blok Corridor maka mekanismenya sama dengan saat Pertamina mengakuisisi Blok Rokan. Archandra menyatakan Pertamina harus mengajukan proposal kerja terlebih dahulu agar bisa ikut dalam proses lelang.

"Semuanya sesuai dengan Permennya (Peraturan Menteri). Masukkan proposalnya, proposalnya kami nilai dan akan dibahas pada bulan depan," kata dia.

Kementerian ESDM selama ini memang telah menyusun rencana pembahasan penyelesaian kontrak blok-blok migas yang habis masa kontraknya (terminasi) tak lama lagi. Berikut ini rincian rencana kerja Kementerian ESDM:

1. Pada April 2018, menargetkan penyelesaian 8 wilayah kerja (WK) terminasi yang berakhir pada 2018.

2. Pada Mei 2018, menargetkan penyelesaian 6 WK terminasi yang berakhir pada 2019.

3. Pada Juni 2018, menargetkan penyelesaian 5 WK terminasi yang berakhir pada 2020.

4. Pada Juli 2018, menargetkan penyelesaian 2 WK terminasi yang berakhir pada 2021. Salah satunya Blok Rokan.

5. Pada Agustus 2018, menargetkan penyelesaian 4 WK terminasi yang berakhir pada 2022.

6. Pada September 2018, menargetkan penyelesaian 3 WK terminasi yang berakhir pada 2023. Salah satunya Blok Corridor.

Baca juga artikel terkait BLOK ROKAN atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom