tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah (pemda) kabupaten dan kota segera melakukan langkah antisipasi potensi peningkatan kasus COVID-19 jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Setiap kabupaten kota diminta memantau perkembangan kasus COVID-19 menggunakan hasil analisis 7 day moving average.
Wiku mengatakan analisis 7-day moving average dapat digunakan memantau perkembangan kasus dan melihat pola perkembangan kasus kedepan. Bupati atau walikota dapat menggunakan analisis dengan cara membandingkan rata-rata kasus harian selama 7 hari dengan rata-rata kasus harian selama 7 hari sebelumnya.
"Apabila kabupaten/kota menunjukkan peningkatan maka hal ini perlu diantisipasi terlebih kita akan segera memasuki periode libur Nataru," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (9/11/2021).
Melihat hasil analisis minggu ini, menyatakan terdapat beberapa kabupaten/kota mengalami tren kenaikan yang semuanya berasal dari Pulau Jawa. Yaitu di Provinsi Banten terdapat 2 dari 8 kabupaten/kota atau 25% yaitu Lebak dan Kota Tangerang.
Di DKI Jakarta, terdapat 3 dari 6 kabupaten/kota atau 50% yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat terdapat 7 dari 27 kabupaten kota atau 26% yaitu Sukabumi, Cirebon, Sumedang, Bekasi, Kota Bogor, Kota Bekasi dan Kota Depok. Di DI Yogyakarta terdapat 2 dari 5 kabupaten kota atau 40% yaitu Kulonprogo dan Bantul.
Sementara di Jawa Tengah terdapat 10 dari 35 kabupaten/kota atau 28,6% yaitu Banjarnegara, Boyolali, Grobogan, Temanggung, Tegal, Wonosobo, Karanganyar, Blora, Kendal dan Kota Surakarta. Lalu, di Jawa Timur terdapat 8 dari 38 kabupaten/kota atau 21,05% yaitu Pacitan, Banyuwangi, Madiun Bojonegoro, Trenggalek, Mojokerto Ngawi dan Pamekasan.
Dari persebaran tersebut maka terlihat bahwa penyumbang terbesar kabupaten/kota yang meningkat berasal dari Jawa Tengah yaitu memiliki 10 kabupaten/kota yang mengalami tren kenaikan kasus. Dimohon kepada seluruh bupati dan walikota dari kabupaten/kota ini untuk terus membaca menganalisis data.
"Apabila para bupati/walikota dapat memantau dan menganalisis data di wilayahnya masing-masing, maka sedikit saja ada tren peningkatan dapat terdeteksi dan terantisipasi dengan lebih cepat," tegas Wiku.
Editor: Maya Saputri