Menuju konten utama

Pembebasan Sandera Abu Sayyaf Tunggu Isyarat Filipina

Tenggat uang tebusan yang disyaratkan kelompok militan Abu Sayyaf tinggal sehari lagi. Seperti diketahui, Abu Sayyaf dikabarkan meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar.

Pembebasan Sandera Abu Sayyaf Tunggu Isyarat Filipina
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Femy Wowor (kedua kanan) dan Djariana Pakade (ketiga kanan), istri dan ibu kandung dari Julian Philip mengikuti ibadah keselamatan di kediaman mereka di Desa Sasaran, Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (6/4). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

tirto.id - Tenggat uang tebusan yang disyaratkan kelompok militan Abu Sayyaf tinggal sehari lagi. Seperti diketahui, Abu Sayyaf dikabarkan meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp15 miliar, dengan batas waktu Jumat, 8 April 2016.

Mengenai hal itu Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjend TNI Edy Rahmayadi menyatakan, Indonesia masih menunggu isyarat Filipina untuk membebaskan 10 WNI sandera kelompok Abu Sayyaf.

"Kita hanya menunggu isyarat saja dari pemerintah Filipina apakah mau dilibatkan atau tidak," ucap Edy melalui siaran pers, Kamis (7/4/2016).

Edy mengatakan saat ini pemerintah masih terus melakukan negosiasi dan koordinasi dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan sandera yang diculik sejak Maret lalu itu.

Sampai saat ini, kata Edy, belum ada kepastian dari Filipina untuk melibatkan Indonesia mengambil langkah pembebasan 10 WNI. Edy menganggap pemerintah Filipina masih mampu menanganinya dan siap mempertanggungjawabkannya.

Pangkostrad juga mengungkapkan sebenarnya track record pasukan khusus TNI dalam pembebasan sandera sudah terbukti dengan hasil yang menggembirakan, yakni pada operasi pembebasan kapal Sinar Kudus dan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di Somalia.

Saat pemerintah Somalia mengirimkan sinyal tidak mampu membebaskan para sandera, negara itu meminta kepada pemerintah RI untuk turun tangan. Lantas, TNI melakukan operasi militer.

"Kita (TNI) kan hanya pelaksana negara. Jika diperintahkan maka bersedia setiap saat melakukan apa saja sesuai dengan perintah negara," ucapnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait ABU SAYYAF atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH