tirto.id -
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) lewat Direktorat Jenderal Bina Marga kembali melanjutkan pembangunan jembatan di jalan Trans Papua yang sempat dihentikan karena aksi pembunuhan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto menjelaskan, pengerjaan jembatan di wilayah tersebut sudah dimulai sejak dua minggu lalu. Pembangunan itu dilanjutkan karena pihak keamanan dari TNI sudah siap melakukan pengamanan maksimal.
"Itu sudah kembali digarap, sudah dimulai lagi dua minggu lalu," kata dia di Kementerian PUPR, Kamis (21/2/2019).
Pembunuhan terhadap pekerja proyek tersebut terjadi pada 2 Desember 2018 di Nduga Papua. Sebanyak 20 orang diketahui tewas dalam insiden itu. 19 orang di antaranya adalah pekerja PT Istaka Karya yang merupakan perusahaan BUMN penggarap proyek dan seorang lagi personel TNI.
Untuk mengamankan proses pembangunan. Kementerian PUPR sudah berkoordinasi dengan panglima TNI agar insiden pembunuhan di distrik Nduga tidak terjadi lagi.
"Kita sudah berkoordinasi dari sisi keamanan, panglima (TNI) sudah kirim pasukan. Di sisi pelaksanaan pekerjaannya, Istaka itu tetap berjalan, di-support dan urusan keamanan dari KKB itu urusan tentara," jelas dia.
Ditjen Bina Marga menargetkan dalam enam bulan ke depan, jembatan di wilayah tersebut bisa segera rampung. Pihaknya bersama PT Istaka Karya akan terus melakukan evaluasi secara bulanan.
"Enam bulan lagi jembatan di ruas Nduga-Mamugu akan selesai. Karena pasukan bertahap ke sana. Pakai kapal, pesawat hercules, keamanan untuk membantu bekerja," jelas dia.
tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Agung DH