Menuju konten utama

Pelayanan RSUD Jayapura Dibatasi Akibat 84 Nakes Positif COVID-19

Dari 84 tenaga kesehatan RSUD Jayapura yang positif COVID-19, 15 orang di antaranya sudah diizinkan pulang.

Pelayanan RSUD Jayapura Dibatasi Akibat 84 Nakes Positif COVID-19
RSUD Jayapura, di Kota Jayapura, Papua. ANTARA/Alfian Rumagit

tirto.id - Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giay membenarkan tersendatnya pelayanan rumah sakit akibat 84 tenaga kesehatan atau tenaga medisnya dinyatakan positif COVID-19. Menurut Giay dari 84 tenaga kesehatan yang positif COVID-19, 15 orang di antaranya sudah diizinkan pulang.

"Memang benar kami membatasi pelayanan di rumah sakit akibat banyaknya tenaga kesehatan atau nakes yang terpapar COVID-19 dan saat ini harus dirawat atau menjalani isolasi mandiri," kata Giay, di Jayapura Jumat (10/7/2020) dilansir dari Antara.

Giay menjelaskan pembatasan pelayanan kesehatan yang dilakukan RSUD Jayapura adalah dengan membatasi pasien yang dirawat atau diperiksa kesehatannya. Pelayanan kesehatan tetap dilakukan namun dibatasi dan ada beberapa di antaranya yang penanganannya dijadikan satu.

Mengatasi persoalan terbatasnya tenaga medis, RSUD Jayapura kemudian berencana merekrut tenaga kesehatan sebanyak 150 orang.

Giay mengakui dampak banyaknya tenaga medis yang positif COVID-19 menyebabkan terbatasnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, padahal RSUD Jayapura merupakan rumah sakit rujukan.

"Mudah-mudahan pelayanan kesehatan bisa kembali normal setelah tenaga medis yang direkrut bergabung, " harap Giay.

Giay menyatakan ke-84 tenaga medis yang terpapar COVID-19 itu tercatat sejak Maret 2020 hingga saat ini. Berdasarkan hasil pelacakan, mereka terinfeksi COVID-19 selama melayani para pasien positif.

"Penyebab tenaga kesehatan tertular COVID-19 yang paling pertama ialah karena ketidakjujuran pasien. Kedua, karena keterbatasan alat pelindung diri (APD)," katanya.

Sebenarnya, kata dia, sejak awal ia sudah menyatakan bahwa ada 10 petugas yang punya penyakit penyerta agar tidak usah masuk kerja, dan dirinya menjamin uang lauk pauk (ULP) dan tunjangan penghasilan bersyarat ​​​​​​​ (TPB) tetap diterima demi kebaikan bersama.

"Tetapi mereka tetap masuk dan akhir terkena COVID-19," katanya.

Giay merinci tenaga kesehatan yang terkena COVID-19 ini yaitu dokter umum dan spesialis lima orang, perawat/bidan sebanyak 46 orang, tenaga penunjang medis di laboratorium 13 orang.

Selanjutnya, tenaga gizi empat orang, tenaga farmasi satu orang, tenaga administrasi enam orang, petugas "cleaning service" enam orang, sukarelawan voluntary counselling and testing (VCT) atau konseling dan tes HIV secara sukarela (KTS) dua orang, dan petugas keamanan satu orang.

Ia menjelaskan tenaga kesehatan yang dikarantina di Hotel Sahid Entrop sebanyak 68 orang, di RSUD Abepura dua orang, RS Bhayangkara dua orang, RS Provita tiga orang, RS Marthen Indey satu orang, dan isolasi mandiri delapan orang.

"Di antara semua itu, ada dua orang yang sedang hamil," katanya.

Giay pun meminta pengertian kepada masyarakat Papua yang membutuhan pelayanan agar memahami kondisi darurat yang dihadapi manajemen. Apalagi, kinerja para petugas kesehatan di rumah sakit di masa corona sangatlah berat.

"Tetapi kami pastikan bahwa kami tidak akan menolak pasien, apalagi dalam kondisi darurat. Mau di kursi, di lantai, kami akan layani. Kecuali pengantar atau keluarga meminta untuk tidak mau dilayani di kursi atau lantai dan memilih rumah sakit lain," pungkas Aloysius Giay.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto