Menuju konten utama

Pejabat Dapat Vaksin Booster, PKS: Melukai Keadilan Masyarakat

Pejabat yang mendapat vaksin dosis ketiga telah mendahulukan kepentingan pribadi ketimbang kepentingan umum.

Pejabat Dapat Vaksin Booster, PKS: Melukai Keadilan Masyarakat
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 Moderna untuk disuntikkan kepada rekannya di RSUP Dr. M Djamil Padang, Sumatera Barat, Jumat (30/7/2021). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/wsj.

tirto.id - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto menilai pejabat yang sudah mendapatkan dosis vaksin ketiga tidak memberikan teladan baik bagi rakyat. Sebab mereka telah mendahulukan kepentingan pribadi ketimbang kepentingan umum.

"Jangan mentang-mentang pejabat boleh melanggar aturan dan melukai rasa keadilan dalam masyarakat," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (26/8/2021)

Sebelumnya sempat beredar video pengakuan sejumlah pejabat kepada Presiden Joko Widodo telah mendapatkan dosis vaksinasi ketiga. Video tersebut sempat tersiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Mereka yang mendapat dosis ketiga ialah Wali Kota Samarinda Andi Harun dengan vaksin Nusantara, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dengan vaksin Nusantara, dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor dengan vaksin Moderna.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.01/1919/2021 menyatakan pemberiaan dosis ketiga diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan yang sudah mendapat dosis 1 dan 2.

Menurut Mulyanto, mestinya dosis ketiga diutamakan untuk para tenaga kesehatan. Meski mereka sudah mendapat dosis 1 dan 2 namun yang mereka dapatkan vaksin Sinovac, dengan efikasi yang belum mumpuni.

"Sehingga mereka butuh booster," ujar Mulyanto.

Para pejabat, menurut Mulyanto, mesti bisa menahan diri dan mengutamakan masyarakat umum. Pasalnya belum semua masyarakat mendapat vaksinasi. Jumlah vaksin harian di Indonesia pun masih jauh dari target.

Para pejabat sebaiknya menunggu vaksin Merah Putih jika menginginkan dosis ketiga.

Berdasarkan info harian dari Our World in Data persentase penduduk Indonesia yang sudah divaksin sebesar 21 persen. Dan 9,4 persen di antaranya sudah mendapat vaksin "lengkap" sementara 12 persen sisanya baru mendapat vaksin dosis pertama.

Angka ini terpaut jauh dengan cakupan vaksinasi di India yang mencapai 33 persen dari total penduduk. Dimana 24 persen sudah mendapat vaksin lengkap dan 9,6 persen baru mendapat vaksin dosis pertama.

Sementara kecepatan vaksin Indonesia masih di bawah 1 juta penduduk perhari. Sedangkan di India sudah mencapai 4,6 juta penduduk perhari.

"Kalau melihat data itu harusnya kita malu main-main menghadapi masalah serius ini. Masih banyak PR yang harus dituntaskan untuk menanggulangi pandemi ini," imbuh Mulyanto.

Baca juga artikel terkait VAKSIN BOOSTER atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan