tirto.id - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyatakan akan melakukan evaluasi terkait aksi pebulutangkis ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo menyusul insiden yang terjadi pada perempat final turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka 2018 Jumat (6/7/2018).
"Ya akan kami bahas hal tersebut dengan para pelatih serta bidang pembinaan dan prestasi yang memang bertanggung jawab di situ dan akan disampaikan pada yang bersangkutan," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (8/7/2018).
Sebelumnya, dalam pertandingan perempat final ganda putra Indonesia Terbuka 2018 itu Kevin Sanjaya dan pasangannya Marcus Fernaldi Gideon mengajukan protes atas keputusan wasit pada saat mereka menghadapi pasangan Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding pada gim kedua.
Akibatnya, pertandingan sempat tertunda beberapa menit. Kevin juga sempat mengajukan protes kepada wasit dan sempat menunjukkan gerak tubuh mengacungkan jempol ke bawah pada lawannya.
"Kami mendukung permintaan Marcus dan Kevin untuk mengajukan keluhan kepada BWF tentang cara kerja wasit. Namun kami juga akui ada pemain kita yang bertindak berlebihan dengan memberikan gerakan yang provokatif mengacungkan jempolnya itu seharusnya tidak boleh," kata Budi.
Karena tindakannya tersebut, Kevin dan pasangannya Marcus hampir saja diberikan hukuman kartu hitam yang berarti dihukum keluar turnamen walau hukuman tersebut diberikan setelah pertandingan usai.
"Karenanya kami akan ajak bicara pasangan ini istilahnya untuk agak meredamkan demi menjaga hal yang beresiko ke depan. Kan memang terkadang provokasi itu butuh sebagai bagian dari strategi untuk lawan agar terganggu, tapi jangan berlebihan juga, jangan memprovokasi tapi kita terprovokasi juga," ujarnya.
Pada ajang Indonesia Terbuka 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo keluar sebagai juara setelah pada final mengalahkan pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko 21-13, 21-16.
Meski begitu, Budiharto mengatakan mereka menerima keluhan Kevin dan Marcus tentang ancaman pemberian kartu hitam oleh salah seorang ofisial BWF di ruang ganti setelah pertandingan usai, dan telah membicarakananya dengan pihak BWF.
"PBSI melalui panitia sudah bicara dengan pihak BWF. Dan apa yang terjadi itu menjadi catatan evaluasi semua pihak untuk sama-sama berbenah dan berharap tidak berpengaruh pada persiapan kita di pelatnas dan mereka sendiri yang tahun depan sudah mulai fokus ke persiapan Olimpiade Tokyo 2020," ujarnya.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani