tirto.id - PB Djarum berharap dapat menemukan bibit pemain bulu tangkis muda yang memiliki bakat istimewa dalam pelaksanaan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019. Oleh karena itu, para pebulu tangkis muda yang terpilih menerima beasiswa dan pembinaan di Kudus, Jawa Tengah diharapkan benar-benar bibit yang berbakat.
“Mereka sudah bisa bermain secara mendasar jadi kita hanya mencari anak-anak yang menurut kita memiliki ‘keiistimewaan’ di beberapa aspek tertentu,” kata Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi, usai pengumuman final Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 hari kedua di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2019) seperti dikutip Antara.
Finalis Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 sudah terpangkas menjadi 71 peserta setelah melewati hari kedua final di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Kamis. 71 finalis Audisi Umum itu akan maju pada lanjutan rangkaian final hari ketiga, Jumat (22/11/2019) di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah.
Jumlah tersebut merupakan hasil saringan dari 133 finalis yang telah berjibaku di fase final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Kudus yang sudah berlangsung sejak Rabu (20/11/2019). Pada Jumat (22/11) akan diumumkan sejumlah peserta yang lolos ke Tahap Karantina selama 23-29 November sebelum ditentukan atlet-atlet muda yang terpilih menerima beasiswa bulutangkis.
Menurut Fung, terdapat sejumlah skill istimewa yang harus dimiliki oleh para peserta agar bisa mencuri perhatian tim pencari bakat saat audisi.
Misalnya, mereka harus mempunyai skill pukulan yang mengejutkan lawan, smash tajam, hingga kemampuan menguasai lapangan di atas rata-rata peserta lainnya.
Fung menambahkan, daya juang dari para peserta juga menjadi aspek penting yang dilihat oleh tim pencari bakat.
“Beberapa hari ini kan secara terus-menerus kita adu dalam pertandingan. Jadi faktor daya juang dalam pertandingan termasuk range penilaian kita,” kata Fung.
Meskipun demikian, dia mengakui semua peserta audisi sudah memiliki kemampuan dasar bulutangkis yang baik. Tim pelatih pun, kata dia, cukup kesulitan untuk mengeleminasi sebagian peserta.
“Kita sebenarnya agak kesulitan juga untuk mengeliminasi. Sampai tahap ini pun kita tidak terlalu banyak mengeliminasi anak-anak itu,” ujar Fung.
Editor: Agung DH